PART 39

845 74 3
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

-------------------------------
BERAKHIR

Langit yang sedikit mendung seakan ikut berduka atas kepergian makhluk bumi yang akan di makamkan hari ini.

Kepergian Raka Rasta Nugraha membuat orang-orang yang mengenal lelaki itu terkejut dan juga syok ketika mengetahui lelaki yang terkenal sangat baik itu pergi untuk selama-lamanya.

Banyak para pelayat yang hadir ikut mengantarkan kepergian Raka untuk yang terakhir kalinya. Bahkan, kedua orang tua Nana juga ikut mengantarkan lelaki yang sempat akan menjadi menantu mereka tersebut ke peristirahatan terakhirnya.

Dari awal prosesi pemakaman di lakukan sampai proses terakhir penutupan liang lahat, Nana sekuat tenaga untuk menahan tangisnya.

Namun, ketika melihat foto Raka yang tengah tersenyum di letakkan di atas makam lelaki itu, tangis yang di tahan oleh Nana pun seketika pecah.

Kedua orang tua Nana yang mendengar tangisan anak mereka langsung mendekap tubuh ramping tersebut dengan maksud memberikan anak mereka kekuatan.

Bukan hanya Nana saja yang menangis di sana, ibu dari Raka pun kini tengah menangis di samping pusara sang anak.

Nana bisa melihat dengan jelas siapa perempuan yang berada di samping ibu Raka yang terlihat sedang berusaha menguatkan wanita paruh baya itu.

Perempuan itu adalah perempuan yang sama dia lihat ketika berada di apartemen Raka dulu.

Orang-orang yang tadinya ikut mengantarkan Raka ke peristirahatan terakhirnya, kini sedikit demi sedikit mulai meninggalkan area pemakaman.

Nana, gadis itu memilih untuk duduk tepat di samping makam Raka dan menaburkan bunga di atas gundukan tersebut.

Tangan Nana pun beralih untuk memegang dan mengusap foto Raka yang terletak di atas makam lelaki tersebut. Tangis Nana kembali pecah ketika dia menatap foto milik Raka yang tengah tersenyum itu.

"Ka, apa ini yang kamu mau? Kamu pengen istirahat kan? Keinginan kamu akhirnya terwujud, Ka. Kamu bisa beristirahat dengan tenang tanpa di ganggu oleh siapa pun. Bahkan, sekarang kamu gak perlu merasa lelah dan sakit lagi."

"Ka, jika dengan pergi bisa membuat kamu merasa bahagia, maka aku ikhlas. Aku ikhlas, Ka."

"Ka, terima kasih atas semua rasa cinta dan sayang yang kamu punya untuk aku sampai akhir hayat kamu. Aku benar-benar sangat beruntung di cintai dan di sayangi oleh laki-laki sebaik kamu."

"Terima kasih sudah hadir di hidup ku dan mengisi hari-hari ku, Ka. Nama kamu akan selalu tersimpan di hati aku. Sekali lagi terima kasih Raka Rasta Nugraha atas semua yang pernah kamu lakukan kepada ku. Goodbye. Aku berharap kamu benar-benar bahagia di atas sana."

Tatapan Nana pun beralih kepada ibu Raka yang masih bersimpuh di samping makam sang anak.

Nana lalu bangkit dan mendekati wanita paruh baya tersebut. "Mama ..."

Mendengar panggilan tersebut, wanita paruh baya itu mendongakkan kepalanya dan menatap Nana mata yang berkaca-kaca. "Nana ..."

Nana yang melihat itu langsung memeluk wanita paruh baya tersebut. "Ma, mama harus berusaha mengikhlaskan kepergian Raka. Aku tau ini memang gak mudah untuk mama. Tapi, ini adalah kemauan Raka. Raka ingin beristirahat dengan tenang, ma. Raka sudah terlalu lelah."

What Happened in Bandung? (END)Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum