PART 37

843 70 0
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

-----------------------------------
ALASAN SEBENARNYA

Langkah kaki Nana yang terlihat begitu tergesa-gesa di lorong rumah sakit membuat Karin sedikit susah untuk mengejar sahabatnya itu.

Nana tidak peduli jika sedari tadi dia hampir menabrak orang-orang yang dia lewati. Hanya satu yang dia pikirkan saat ini, yaitu Raka. Dia ingin cepat-cepat bertemu dengan Raka. Ada alasan mengapa Nana ingin cepat menemui Raka. Dan alasan itu sudah lama dia simpan di hatinya.

Langkah kaki Nana yang berjalan tergesa-gesa tadi sontak terhenti ketika matanya melihat seseorang yang sangat begitu dia kenal. Seseorang yang dulu begitu menyayangi dan juga sangat baik kepadanya ketika dia masih menjalin hubungan bersama dengan Raka. 

"Mama ..."

Suara Nana yang menggema di lorong sepi itu membuat seorang wanita paruh baya yang tadi sedang duduk termenung di depan sebuah ruangan sontak menolehkan kepalanya.

Terlihat mimik terkejut di wajahnya. Bahkan, wanita paruh baya tersebut langsung berdiri dari duduknya. Tatapannya seketika menyorot sendu kepada seseorang yang kini berada di depannya.

"Nana ..."

Kaki milik Nana langsung bergerak menghampiri wanita paruh baya tersebut dan kemudian memeluknya.

Tangis wanita paruh baya tersebut seketika pecah di pelukan Nana.

"Raka, Na. Raka ada di dalam sana."

"Anak mama sedang berjuang di sana."

Nana hanya bisa diam mendengarkan dengan tangan yang senantiasa mengelus punggung wanita paruh baya tersebut.

Ada rasa sakit di hati Nana ketika mendengar tangisan dari wanita di pelukannya. Wanita yang selalu memperlakukannya seperti anaknya sendiri dan selalu menatapnyA dengan ramah itu kini menangis dengan sangat pilu karena keberadaan seseorang di dalam sana.

Pelukan tersebut seketika terlepas ketika ibu dari Raka itu melerai pelukannya dan menatap Nana dengan pandangan yang sendu. "Maaf atas semua perbuatan yang di lakukan Raka sama kamu, Na. Mama benar-benar baru mengetahui hal itu. Kamu pasti sangat terluka kan atas apa yang di lakukan oleh Raka?"

Nana hanya bisa diam sambil menatap wanita di depannya dengan mata yang berkaca-kaca.

"Kalau sejak awal mama mengetahui rencana Raka itu, mama akan dengan cepat menghentikannya. Mama tau, rencana yang di lakukannya itu bukan hanya akan menyakiti kamu saja, tetapi juga dia sendiri. Dan terbukti, Raka selalu di liputi rasa bersalah yang sangat besar kepada kamu, Na."

"Sebagai orang tua satu-satunya dari Raka, mama mohon sama kamu, Na. Temui Raka di dalam sana. Mama yakin, dengan keberadaan kamu, Raka bisa sadar."

Tatapan Nana pun beralih pada ruangan yang tepat berada di depannya.

"Masuk, temui Raka, Nak."

Nana kembali menatap ibu dari Raka tersebut dan kemudian mengangguk.

Dengan menyakinkan dirinya sendiri, Nana menggapai ganggang pintu tersebut dan membukanya secara perlahan.

DEG!

Hati Nana seketika berdenyut nyeri ketika melihat kondisi seseorang yang dulu begitu terlihat kuat kini terbaring lemah di atas brankar rumah sakit dengan beberapa alat yang berada tubuhnya.

Nana mendekat dengan pelan menghampiri seseorang yang sedang terpejam itu dan berdiri tepat di samping brankar tersebut.

"Raka ..."

What Happened in Bandung? (END)Where stories live. Discover now