PART 32

902 70 0
                                    

Selamat membaca...
Sorry kalo ada typo...

----------------------------------
CALON SUAMI?

Nana menatap takjub kepada seseorang yang kini berdiri di hadapannya. Dia benar-benar tidak menyangka jika lelaki yang kemarin baru saja meminta maaf dan memberikan penjelasan terkait kekesalannya itu saat ini tengah tersenyum sambil memegang sebuah bunga berukuran besar di tangannya.

"Ini untuk kamu. Ini sebagai bentuk permintaan maaf dan juga sebagai tanda kalau di antara kita berdua sudah tidak ada lagi kesalahpahaman" unjuk Aldo dengan memberikan bunga yang berada di tangannya kepada gadis di depannya.

Meski sempat terpaku beberapa saat, tak ayal Nana mengambil bunga tersebut. "Makasih, Do. Tapi, kamu gak perlu kaya gini."

"Enggak ada yang larang kalau aku ngasih bunga sama kamu?" tanya Aldo.

Nana langsung menggelengkan kepalanya cepat.

"Nah, yaudah. Jadi, terserah aku dong" ucap Aldo lagi.

"Yaudah lah, terserah kamu aja deh" sahut Nana lelah.

"Kita cari makan yuk, Nay? Di sekitaran sini ada bakso yang enak" ajak Aldo.

"Bakso? Ayok! Kebetulan banget aku lagi pengen makan bakso.  Biasalah kalau perempuan lagi datang bulan, pasti bawaannya kaya orang lagi ngidam" seru Nana semangat.

"Kalau begitu aa Aldo akan menuruti ngidamnya si eneng" ucap Aldo seraya mengedipkan sebelah matanya.

"Ih! Geli banget, Do. Udah ah, jangan manggil kaya gitu" sahut Nana yang bergidik geli.

Aldo yang melihat itu pun menjadi terkekeh dan kemudian membungkukkan badannya. "Silahkan tuan putri naik ke kereta kesayangan hamba."

Nana pun melangkahkan kakinya dengan wajah yang terangkat dan berjalan dengan angkuh.

Aldo yang melihat Nana menanggapi ucapannya itu pun tersenyum di belakang gadis tersebut.

*****

"Do, terus kita makan di mana dong?" tanya Nana dengan suara yang sedikit nyaring. Pasalnya, saat ini mereka berdua berada di atas motor yang sedang berjalan. Di tambah, bakso yang ingin mereka datangi sebelumnya ternyata tutup.

"Kamu mau makan apa?" sahut Aldo sambil menatap ke arah spion motornya.

"Gak tau, bingung" jawab Nana.

"Makan nasi campur mau?" tanya Aldo memberikan saran.

"Boleh. Tapi, seblak kayanya enak deh, Do" jawab Nana.

"Yaudah, kita makan seblak aja" ucap Aldo.

"Yaudah, oke" sahut Nana yang diam-diam tersenyum. Padahal dari kaca spion Aldo melihat dengan jelas senyuman Nana tersebut.

"Nay! Nay! Ternyata kamu sama aja kaya cewek-cewek di luaran sana. Di tanya mau makan apa jawabnya bingung. Giliran di kasih rekomendasi ternyata udah ada pilihan sendiri" ucap Aldo di dalam hatinya.

Motor yang di kendarai oleh Aldo itu pun akhirnya menuju ke sebuah warung seblak yang untungnya tidak jauh dari tempat bakso yang mereka datangi sebelumnya.

What Happened in Bandung? (END)Where stories live. Discover now