chapter 16

2.3K 137 6
                                    

Harsa masih berdiam di taman dengan mata yang memandangi orang orang yang berlalu lalang. Sesekali tangan nya mengelus lembut perut nya yang masih datar.

Tak lama Bian kembali dengan beberapa kantong plastik di tangan nya. Bian duduk di sebelah Harsa kemudian memberikan plastik pesanan Harsa.

" Ini, tadi di kantin hanya ada buah semangka sama melon yang udah di potong "

" Terimakasih ya kak. Maaf merepotkan "

" Tentu saja tidak. Oh iya kamu akan tinggal dimana setelah ini? Masih di mansion Virendra? "

" Entah lah. Harsa juga belum tahu. Mungkin ke rumah orang tua Harsa aja. Harsa kangen banget sama mereka "

" Bagus lah kalau begitu. Kakak jadi tidak terlalu cemas karena kamu ga sendirian jika bersama keluarga mu "

" Harsa titip Virendra ya kak. Harsa juga minta tolong bantu Virendra biar dia cepat sembuh "

" Pasti kakak akan jaga Virendra. Kamu sesekali datang berkunjung kalau Virendra udah dipindahkan ke ruang rawat. Ajak dia berbicara. Walaupun mata nya terpejam tapi alam bawah sadar nya pasti mendengar mu "

" Tentu saja. Aku akan selalu berdoa agar Virendra cepat sembuh. Atau mulai sekarang aku harus memanggil nya mas? Kekeke akan aku coba "

" Mas Vi? Hahaha lucu juga "

" Hish ga boleh begitu "

" Hehehe maaf maaf "

Selanjutnya Bian mulai memakan sarapan nya sedangkan Harsa memakan buah. Sesekali mereka bercerita random.




•••





Saat ini Harsa sudah kembali ke ruang rawat nya. Harsa sedang duduk di brankar dengan bantal yang menopang punggung nya.

Sesekali Harsa meringis saat merasakan luka luka nya bergesekan dengan perban yang membalut tubuh nya.

Harsa memutuskan melepas pakaian rumah sakit nya sehingga Harsa sekarang bertelanjang dada. Tidak benar benar telanjang karena bagian atas tubuh nya dibalut perban.

Harsa baru merasakan perih nya setiap goresan yang tercipta di tubuh nya sekarang.

Jadi untuk mengurangi luka nya makin bergesekan dengan pakaian yang dia kenakan, Harsa memilih melepas pakaian nya.

Harsa berada di ruangan rawat nya sendirian, Bian pamit pulang untuk mengambil pakaian.

Tak lama terdengar pintu diketuk. Harsa mengernyit sesaat sebelum mempersilahkan orang yang mengetuk pintu masuk.

Mata Harsa membulat ketika tahu siapa yang datang. Belum sempat mengembalikan kesadaran nya, tubuh Harsa sudah didekap oleh seseorang yang sangat dia rindukan.

" I-ibu... "

" Harsa sayang. Ibu sangat merindukan mu, nak. Kamu kemana saja? Dan kenapa ini? Kenapa tubuh mu penuh dengan perban? "

Ibu melepaskan pelukan nya bersama Harsa kemudian mengecek badan Harsa yang penuh perban itu.

" I-ibu jangan ditekan. Sakit "

" Astaga. Maaf sayang. Ibu tidak sengaja "

Ayah mendekat kemudian mengusap kepala Harsa. Harsa tersenyum mendapat usapan di kepala nya.

" Bagaimana kabar mu, nak? "

" Harsa baik ayah, ibu. Sebenarnya Harsa mau pulang ke rumah ayah dan ibu tapi ada kejadian tidak terduga yang menyebabkan Harsa sekarang di rumah sakit "

aku dan rasa sakitku (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang