Chapter 20

655 83 39
                                    

Sepasang pengantin mengucap janji pernikahan. Sebuah pernikahan sederhana sesuai permintaan kedua mempelai. Pemandangan ini membuat Izumi dejavu dengan pernikahannya dulu.

Pernikahannya juga seperti ini sederhana dan sakral karena hanya orang-orang terdekatnya saja yang datang. Bedanya meski suasana bahagia ada kesuraman yang mengikuti karena dia dan Itachi sempat putus di tengah pertunangan mereka.

Semua orang beranjak keluar dari kuil tempat Shisui dan Mai menikah. Namun Izumi berdiam di tempatnya seorang diri. Melihat semua orang sudah pergi untuk pesta kecil-kecilan di rumah utama Uchiha. Izumi memejamkan mata menguntai doa untuk dirinya dan orang di sekelilingnya.

'Sebagai manusia aku sudah berusaha, aku pun sudah bertahan sebaik yang ku bisa. Rencanaku mungkin tidak sebaik rencanamu. Namun ini terlalu menyakitkan Tuhan' bisik Izumi dalam hati.

Perlahan air mata jatuh membasahi pipinya. Sebenarnya Izumi berkeinginan memaafkan dan memberi suaminya kesempatan kedua. Tidak ada yang tahu perselingkuhan Itachi pun perselingkuhan itu sudah berakhir. Izumi pikir mungkin Tuhan menjawab doanya yang lalu.

Ia dan Itachi bisa membangun rumah tangga yang sesungguhnya. Mungkin saja Itachi bisa berbalik mencintainya sesuatu yang Izumi harapkan selama ini.

Katakanlah Izumi naif, namun mengakhiri sebuah pernikahan tidak semudah itu. Izumi berpikir matang hal ini, terlebih jika dia bercerai, ini akan menjadi pukulan telak bagi keluarga besarnya.

Dia dan Itachi adalah wajah Uchiha, posisinya sebagai panutan saudara-saudaranya yang lain. Izumi takut jika dia sungguh berpisah dengan Itachi akan ada yang mengikuti jejaknya kelak.

Selain itu Izumi tidak tahu resiko apa yang akan dihadapinya karena ini adalah hal baru di keluarganya. Miris sekali dia yang diharapkan bisa menjadi panutan saudara-saudaranya justru memberi contoh yang buruk pada mereka.

Sasuke mungkin bisa menerima anak Sakura karena dalam darah anak itu ada darah sama yang mengalir. Namun Izumi tidak bisa karena bisa saja anak itu akan terus mengingatkannya pada pengkhianatan yang Itachi lakukan padanya.

Izumi terus menangis dalam kuil kosong itu. Izumi juga berusaha menerima takdir yang di jalaninya. Tidak ada yang salah dan mungkin ini hanya bentuk ujian yang harus dilalui.

Hidupnya sudah adil, dia memiliki keluarga juga teman yang baik padanya. Secara materi dia tidak kekurangan dan mungkin Tuhan ingin menggagalkannya dalam hal percintaan agar mengenal rasa sakit supaya dia bisa tumbuh lebih kuat.

Jika benar ini adalah ujian Izumi hanya perlu bersabar sampai suatu saat nanti Izumi bisa merasakan buah manisnya dari pahitnya hidup yang dia jalani. Izumi percaya hal ini karena tidak ada hal sia-sia dalam hidupnya.

Puas berdoa, Izumi segera menghapus air mata yang sudah membasahi seluruh wajahnya. Izumi tidak langsung pergi memilih berdiam diri menenangkan hatinya sebelum bertemu banyak orang di resepsi pernikahan Shisui.

Selain itu Izumi tidak mau ada yang menyadari dirinya habis menangis. Itu memalukan sekali terlebih bisa merusak suasana bahagia pernikahan Shisui.

Izumi tidak tahu sudah berapa lama dia berdiam diri di kuil. Mungkin satu jam lebih saat melihat arloji di pergelangan tangan. Jadi dia segera beranjak keluar kuil namun dia harus di kejutkan oleh keberadaan Itachi yang berdiri bersandar di salah satu tiang Kuil.

"Itachi-kun!"

Mendengar suara lembut istrinya Itachi tersenyum. Izumi menjadi salah tingkah di buatnya apa Itachi melihatnya menangis di dalam sana.

Kenyataannya memang begitu, Itachi sudah berada di tempatnya sejak awal Izumi menangis. Tidak masuk, Itachi berdiri di luar kuil melarang orang lain masuk kuil agar istrinya bisa menangis menumpahkan perasaannya.

BittersweetWhere stories live. Discover now