Chapter 14

1.2K 111 52
                                    

Happy reading!

.

.

"Kenapa senyum-senyum sendiri?"

"Tidak! Aku hanya merasa lucu pada Sasuke!" ujar Izumi dengan tawa.

Ini sudah berlalu dua hari sejak kejadian diruang makan dan Vivian tinggal di mansion Uchiha. Gadis tomboy itu tinggal atas perintah Madara selama pengurusan paspor.

"Sayang sekali Vivian tidak memiliki perasaan yang sama pada Sasuke!"

Izumi jadi gemas sendiri akan hubungan keduanya. Beruntung Vivian adalah sosok gadis dewasa meski tahu Sasuke memiliki perasaan untuknya gadis itu tetap menganggap Sasuke sahabat yang berharga. Vivian bahkan meminta maaf karena tidak bisa membalas perasaan Sasuke . Yang lebih hebat adalah tidak ada kecanggungan dalam persahabatan mereka.

"Aku merasa Vivian lebih baik dari Sakura! Malang sekali adikmu Itachi!" ujar Izumi.

Helaan napas terdengar dari Itachi. Mendengar nama Sakura membuat benaknya tidak nyaman. Selama dua hari ini dia tidak berhubungan dengan Sakura. Itachi fokus menyenangkan hati Izumi agar istrinya tidak berlarut dalam kesedihan mengingat ucapan ibunya tempo lalu.

Izumi memang kuat tapi saat sendiri Itachi sering memergoki istrinya menangis membuat Itachi tidak tega. Apalagi sekarang Izumi adalah ibu rumah tangga sepenuhnya. Tidak ada pekerjaan yang bisa mengalihkan dari rasa sedihnya.

Dua hari pula Itachi pulang ke rumah untuk makan siang dan pulang secepat mungkin. Tidak ada lembur seperti biasa. Saat malam mereka akan pergi keluar untuk kencan atau sekedar menonton TV diselingi obrolan ringan. Saat ini dunianya hanya fokus pada Izumi.

"Sasuke tadi siang datang."

"Untuk apa?" heran Itachi.

Setahu Itachi barang-barang Sasuke sudah diambil semua. Dan hari ini juga tidak pekerjaan yang membuat dia berurusan dengan adiknya.

"Mengembalikan mobil! Aku berniat menjual mobilku menurut mu bagaimana? Lagi pula aku sudah punya yang baru."

"Terserah mu saja!" jawab Itachi seraya merebahkan diri di ranjang dengan posisi tengkurap.

"Izumi tolong pijat punggung ku rasanya sakit sekali!"

"Kenapa tidak pergi ke spa saja!" protes Izumi, layanan pijat tidaklah terlalu mahal untuk Itachi.

"Rasanya beda di pijat orang lain dan istri sendiri. Orang menyebutnya apa itu, sentuhan cinta? Yah anggap saja begitu!"

"Berhenti menggombal!" cibir Izumi memukul main-main bahu suaminya. "Bukankah seorang wanita itu hebat? merangkap banyak pekerjaan untuk melayani suaminya!. Dan betapa tidak tahu dirinya laki-laki jika mereka selingkuh!" sindir Izumi.

"Iya! Iya! Wanita memang hebat sudah jangan banyak bicara! Pijat punggung ku cepat!" perintah Itachi agar pembicaraan tentang selingkuh tidak berlanjut. Dengan tidak rela Izumi memijat punggung Itachi.

"Pijat dengan benar Izumi!" keluh Itachi tidak merasakan tekanan tangan Izumi.

"Ini sudah benar! Kau saja yang tidak merasakannya karena tidur!"

"Serius! Ini tidak seperti biasanya. Kau seperti mengelus ku atau jangan-jangan kau berniat menggodaku ya?!"

"Baka! Siapa yang menggoda mu! Kau ini mesum sekali."

"Makanya pijat dengan benar!" ujar Itachi sebelum istrinya merajuk. Izumi hanya mendecih dan memilih menuruti perintah suami menyebalkannya.

0o0o0o0o

BittersweetWhere stories live. Discover now