Chapter 3

1.2K 124 51
                                    

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Cast: Itachi, Izumi,
Sasuke, Sakura.

.

.

.

Happy reading!

.

.

Tok! Tok! Tok!'

Sakura mengetuk pintu didepannya sebelum masuk, dibelakangnya ada seorang perawat yang menemani sekalian mengantar makan siang pasien. Hari ini dia ada jadwal memeriksa pasien Tsunade. Pasien nomer satu disini karena orang itu berada di ruangan khusus. Diam-diam Sakura terkagum melihat ruangan didalamnya.

Dibanding kamar sebuah rumah sakit, tempat ini seperti kamar hotel bintang lima dengan segala kemewahan dan fasilitasnya. Sakura mengecek data pasiennya, seketika dia berdecak begitu nama keluarga sang pasien sangat familiar.

'Arisu Uchiha'

Sakura lupa tempatnya bekerja adalah milik keluarga Uchiha. Rumah sakit nomor satu Konoha, selain fasilitas dan dokter hebat yang memadai. Rumah sakit ini didirikan untuk membantu orang kalangan menengah bawah.

"Permisi Nyonya! Saya Haruno Sakura yang menggantikan Dokter Tsunade memeriksa anda!" ujar Sakura sopan.

Wanita diatas ranjang rumah sakit itu tersenyum lemah. "Ya! Tsunade-sama sudah mengatakannya!"

Sakura mengecek selang infus, tabung oksigen dan layar monitor. Ringisan keluar dari bibir Sakura dari data yang dibacanya pasien Tsunade itu dalam kondisi memprihatinkan bahkan peluang kesembuhannya sangat kecil. Seandainya wanita ini bukan dari keluarga kaya mungkin dia sudah meninggal karena wanita ini hidup ditopang alat kedokteran.

"Apa ada yang menganggu pikiran anda hingga kondisi Arisu-san menurun?" tanya Sakura.

"Tidak! Aku hanya sulit tidur!"

Sakura tahu wanita didepannya bohong. Jelas wanita didepannya sedang tidak baik secara emosional. Sakura melihat wanita paruh baya itu sempat melamun.

"Maaf jika saya lancang, tapi dimana suami atau anak anda? Mungkin kehadiran anggota keluarga bisa membantu menjaga kondisi anda!"

"Suamiku sudah meninggal sejak anakku kecil!."

Mendengarnya Sakura merasa bersalah. Seharusnya dia tidak menanyakan keluarga pasien. "Maaf!." sesal Sakura.

"Tak apa! Aku punya seorang anak perempuan dan dia sudah menikah. Aku menyuruhnya fokus pada kehidupan rumah tangganya!."

Sakura rasa anak perempuan wanita ini egois. Jika itu dirinya maka dia akan menunda pernikahan dan lebih memilih merawat ibunya. Perasaan iba melanda hati Sakura.

"Apa dia tidak pernah datang menjenguk?"

Arisu tertawa mendengar perkataan Sakura. Meski bukan sekali ini saja dokter atau perawat yang bertanya seperti Sakura karena tidak pernah melihat anggota keluarganya.

"Dia akan datang saat jam istirahat kantor atau hari libur. Karena dia bekerja dan sudah menikah dia tidak bisa fokus merawatku. Semua orang menganggapnya anak durhaka karena lebih memilih menikah dibanding merawatku. Tapi percayalah dia anak baik. Jika dia menghabiskan banyak waktu denganku anakku pasti sedih mengingat momen kebersamaan kami!"

"Tapi dia akan lebih sedih meyadari sedikitnya waktu yang diluangkan untuk anda. Anak anda mungkin didera penyesalan karena hal ini. Harusnya saat seperti ini kalian saling mendekatkan diri dan bercerita banyak hal yang tidak sempat kalian katakan!" saran Sakura.

BittersweetWhere stories live. Discover now