Chapter 7

1K 112 53
                                    

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Cast: Itachi, Izumi,
Sasuke, Sakura.

.

.

.

Happy Reading!

.

.

'Tap! Tap! Tap!'

Suara langkah kaki menambah berat suasana yang sudah tegang sejak awal. Perawat dan dokter yang berkumpul daula rumah sakit menahan napas melihat sosok Sasuke masuk dengan raut datar.

Seandainya kejadian beberapa hri lalu tidak terjadi mungkin semua perawat dan dokter wanita disini sudah berteriak histeris melihat pemuda tampan itu.

Sasuke menatap petugas medis yang sudah berkumpul, tidak semuanya karena rumah sakit tidak boleh dibiarkan kosong tanpa petugas medis.

Shizune maju menyerahkan berkas yang sejak tadi dipegangnya pada Sasuke. Diantara semua orang dialah yang paling tenang.

"Kalian yang bertugas untuk Arisu-san majulah!." ujar Shizune.

Sakura maju yang paling pertama diikuti empat orang perawat. Kelima orang itu nampak gugup dan gusar terutama Sakura. Dia yang paling bertanggung jawab untuk masalah Arisu. Sakura Khawatir dengan karir dokternya.

"Shizune-san apa aku tidak salah baca? Bagaimana bisa dokter magang menangani anggota keluarga kami yang pasien VVIP!"

Sasuke menatap tajam Shizune tidak percaya dengan berkas ditangannya. Apa keluarganya sebodoh ini membiarkan dokter magang menangani pasien penyakit kronis.

"Sakura menjadi dokter Arisu-san atas permintaannya sendi-"

"Kenapa kalian menyetujuinya dan membuat dokter Tsunade sebagai pengawas. Kalian bisa menolak permintaannya dengan alasan medis kan? Apa kalian bermaksud menjadikan keluargaku pasien praktek?!" potong Sasuke.

"Tidak, kami tidak pernah menjadikan Arisu-san pasien praktek!"

Sakura membantah keras perkataan Sasuke. Demi apapun dia tidak pernah menjadikan ibu Izumi pasien praktek. Dia sangat berhati-hati menangani Arisu dan berusaha keras membuat wanita itu sembuh.

"Apa kau pikir aku akan memberimu keringanan walaupun kau dokter magang? Tidak. Sebagai dokter kau sangat tidak profesional menyatukan urusan pribadi dengan pekerjaan. Tidak mendengar bel darurat membuat perawat mendatangi ruanganmu dan mengulur waktu!. Apa hal itu bisa dimaafkan!"

Sakura menunduk menyadari kesalahannya. Sasuke semakin menatap dingin Sakura dan empat orang perawat didepannya.

"Oke!. Aku anggap kematian pasien adalah takdir. Tapi bagaimana bisa kalian teledor perawat yang bertugas menjaga tertidur hingga tidak tahu kapan pasien pingsan. Belum lagi dokter tidak mendengar bel darurat, apa pekerjaan kalian seburuk itu saat berurusan dengan nyawa manusia!"

Sasuke tidak bisa menahan amarahnya kali ini. Kinerja medis yang buruk ditambah lagi korbannya adalah mertua sang kakak. Jika itu keluarga orang lain mungkin rumah sakit ini sudah dituntut keluarga pasien.

BittersweetDär berättelser lever. Upptäck nu