21) Pusat Hiburan

Start from the beginning
                                    

Beberapa kali ia mencoba mengganti suasana hatinya dengan mendengarkan musik, menonton film, atau mencari info wisata yang dapat ditemui di kota tempatnya berada, namun tetap saja perasaannya tak dapat dihilangkan.

Meskipun dia merindukan Alzena, Rayno tahu bahwa dia harus membiarkan Alzena bahagia dengan Azizan. Meskipun terasa sulit untuk ikhlas, Rayno mencoba menenangkan diri dan mencari jalan menuju kebahagiaannya sendiri.

"Kangen," ucap Rayno dengan suara yang sangat pelan.

Setelah Alzena menikah dan kakaknya meninggal Rayno tidak seceria dulu.

Namun Rayno tetap bertanggung jawab mengendalikan hotel.

Bohong jika ia berkata ikhlas. Ikhlas tidak semudah itu. Ada waktu yang terus berjalan untuk menemukan kebiasaan yang baru.

Akhirnya ia lebih memilih untuk keluar. Menerobos terik matahari yang menggantikan langit gelap.

Tangan Azizan dan Alzena saling bergenggam. Membuat dada Rayno sesak saat mereka berpas-pasan di sebuah mall.

"Ray, kapan pulang?" tanya Alzena bertanya duluan.

Tatapan tajam terlihat jelas dari mata Rayno yang masih menahan gejolak sesak di dadanya. Saat Alzena dan Azizan masih berpegangan tangan.

"Beberapa hari yang lalu. Gan nanyain lo terus," balas Rayno.

Memang benar Gan menanyakan Alzena. Tapi, Rayno lebih merindukan Alzena.

"Lo mau ikut kajian enggak?" ajak Azizan berusaha agar mereka tidak bersitegang.

"Boleh emang? Alzena ikut?" tanya Rayno.

Alzena menggeleng. "Khusus cowok."

"Gue sekarang jadi enggak punya agama," tutur Rayno mengabari.

"Boleh ikut kok, Ray, nanti kalian bisa berangkat bareng!" seru Alzena.

Obrolan mereka hanya singkat. Setelah itu Azizan dan Alzena berlalu. Rayno hanya bisa menatap punggung Alzena dari kejauhan. Alzena tampak sangat bahagia bersama Azizan.

Gue mau ke masjid.

***

"Tumben kamu belum mandi jam segini?" tanya Fira menghampiri Hikam yang asik menonton tv.

"Aku ngambil cuti hari ini," jawab Hikam.

"Mulut kamu bau!" protes Fira hingga menutup hidungnya.

"Soalnya belum gosok gigi," aku Hikam.

"Mau gosok gigi bareng enggak?" ajak Fira kebetulan matahari terbit.

"Boleh hah!" Hikam menyembur Fira dengan mulutnya diiringi tawa pada akhirnya.

***

Kini Alzena sedang berada di kampus dan Alzena melihat teman yang pernah Alzena tolong waktu itu menjadi bahan candaan.

"Lihat tuh sepatu kamu jelek amat! Ganti kek!"

"Ini pakai sepatu aku aja." Alzena berjongkok melepaskan sepatunya kebetulan Alzena membawa sendal dan segera memakainya.

"Enggak usah, Zen, makasih," tolaknya tidak enak.

"Pakai aja Lika! Aku bisa pakai sendal," balas Alzena menyodorkan sepatunya.

"Jangan so baik deh mentang-mentang dinikahin, Gus Azizan!"

KEPASTIAN DENGAN GUSWhere stories live. Discover now