Bonchap ceunah

4.2K 293 92
                                    

Halo halo ketemu lagi hehe
Kayanya ada yang kurang aja gitu kalau gak ada bonchap, iya gak?

Iya.

Dah yok lanjut

✨ Selamat membaca ✨

Anaya berlari kecil dengan senyumnya yang begitu merekah. Ia mengetuk pelan pintu kamar kakaknya, yaitu Junghwan lalu masuk begitu saja tanpa menunggu balasan dari sang empu pemilik kamar. Tenang saja, Junghwan tak akan marah, ia sudah terbiasa dengan sikap adiknya yang spesial ini.

"Kak Hwanie," panggil Anaya dengan berbisik. Padahal tidak ada siapa-siapa disana kecuali Junghwan, tapi Anaya bersuara dengan kecil.

"Kenapa?" Junghwan yang sedang mengemasi buku-buku di meja belajarnya langsung berhenti dan menoleh ke arah Anaya.

"Ayo temenin Ana ngelukis, Ana bosan kalau sendirian." Anaya mempoutkan bibirnya lucu.

"Dimana?"

Anaya nenyengir lebar hingga matanya ikut tersenyum, "di kamar kak Asa." Jawabnya dengan santai dan tanpa dosa.

"Nanti kita di marahin sama kak Asa," balas Junghwan.

"Tenang, nanti ada Aya sama kak Jeongwoo, mereka lagi beli camilan," Junghwan tampak berpikir dan menimbang ajakan Anaya.

Melihat kakaknya yang berpikir begitu lama, Anaya langsung saja menarik tangan Junghwan dan membawanya ke kamar Asahi.

Kamar Asahi telah menjadi tempat favorit Shanaya dan Anaya akhir-akhir ini. Padahal kakaknya itu sangat tidak suka jika kamarnya di ganggu ataupun tempat tidurnya yang dipakai orang lain. Namun, hal itu ternyata tidak berlaku untuk Junghwan, Shanaya dan Anaya. Mereka tidak mendengarkan larangan Asahi dan Asahi pun benar-benar tidak bisa melarang ataupun memarahi ketiga adiknya itu. Jadi yang bisa ia lakukan hanyalah pasrah.

Setelah di kamar Asahi, Anaya langsung mengambil alat lukis miliknya yang sudah ia letakkan terlebih dahulu tadi di kamar Asahi sebelum memanggil Junghwan.

Anaya menyiapkan peralatan lukisnya sementara Junghwan sudah berbaring dengan nyamannya di kasur kesayangan Asahi. Sembari melukis, Anaya terus bercerita hal random kepada Junghwan, dan Junghwan juga mendengarkan cerita Anaya dengan seksama. Di tengah-tengah kegiatan mereka itu, pintu kamar Asahi tiba-tiba dibuka yang membuat air muka mereka berdua berubah menjadi panik.

"Paduka dataaang!" Seru Jeongwoo, si empu yang membuka pintu itu.

"Ssssttt!" Anaya dan Junghwan dengan serempak meletakkan jari telunjuknya di bibir menyuruh Jeongwoo untuk diam.

"Kakak berisik! Nanti kita ketahuan!" Peringat Shanaya sembari berjalan masuk ke kamar Asahi dan menenteng dua plastik besar berisikan camilan dan air dingin disana.

"Ya, maap." Ujar Jeongwoo lalu menutup pintu kamar Asahi dengan perlahan.

"Emangnya ketahuan siapa juga? Orang Asahi nya lagi gak di rumah." Lanjut Jeongwoo setelah menutup pintu.

"Ada kak Junkyu di rumah, kalau ketahuan dia, habis kita di aduin." Jawab Junghwan.

"Oh iya! Maaf, paduka lupa." Balas Jeongwoo sambil menepuk jidatnya.

Mereka akhirnya melanjutkan kegiatan, Anaya lanjut melukis, Junghwan lanjut rebahan sambil memakan keripik kentang. Sementara Jeongwoo dan Shanaya bermain monopoli yang telah dibelinya tadi saat belanja camilan.

Setelah beberapa jam disana, permainan monopoli itu akhirnya selesai dengan Shanaya yang menjadi orang terkaya dan menang.

"Hahaha paduka apaan gak bisa ngatur strategi permainan ini," ejek Shanaya pada Jeongwoo.

Sunshine In My Heart | Treasure Where stories live. Discover now