Chapter 15

4.1K 362 389
                                    

V. O. T. E.

Ayo, di VOTE bestie

Jangan jadi silent reader ya

1 vote kalian benar-benar berharga

Komenan kalian juga pasti di balas kok ☺️

Follow juga sekalian hehe, nanti di follback tenang aja😃

Sekian terima Junghwan 🐮

HEPI REDING

🐮🐮🐮


Satu hal yang sangat disukai oleh Shanaya dan Anaya dari taman Sunshine. Terdapat sebuah piano yang bisa mereka mainkan disana, dan juga taman itu tidak banyak pengunjung karena tidak dirawat dengan baik hingga terdapat kerusakan pada beberapa fasilitas nya, perbaikan nya pun tak kunjung dilakukan.

Tetapi, saat Shanaya dan Anaya sampai di taman tersebut. Taman itu sudah tampak berbeda, banyak fasilitas yang telah di perbaiki, bahkan terdapat beberapa pengunjung, meskipun tidak terlalu ramai. Ada yang berjualan jajanan juga disana.

Wah, setelah sekian lama tak kesini, banyak sekali perubahan yang dirasakan oleh Shanaya dan Anaya.

Mereka yang masih bergandengan, berjalan di taman itu dan menuju ke tempat piano yang biasa mereka mainkan. Untungnya piano itu masih ada dan disana tampak sepi, jadi mereka bisa menyanyi sepuasnya tanpa harus malu di lihat pengunjung lain.

Anaya mulai memainkan pianonya dan Shanaya pun mengikuti permainan piano yang Anaya mainkan. Shanaya mulai bernyanyi sesuai irama lagu hingga musiknya selesai. Tak terasa mereka bernyanyi sebanyak 3 lagu. Dan selama bermain dan menyanyi itu, senyum mereka tak pernah luntur.

Shanaya jadi merasa seperti kembali ke masa kecilnya lagi. Bermain piano bersama Anaya dan bernyanyi sesuka hati dengan suara merdunya.

Selesai bermain, mereka memilih untuk berkeliling taman sebentar, setelah itu langsung pulang. Selama berkeliling Shanaya benar-benar takjub melihat perubahan taman ini yang menjadi semakin indah dan cantik, hingga ia tak menyadari Anaya yang berpaling dari sisinya.

Saat berjalan berdampingan, Anaya tak sengaja melihat gerobak yang menjual permen kapas. Gerobak itu tampak berjalan pergi, mungkin ingin pulang. Anaya mengejarnya tanpa disadari oleh Shanaya.

"Tunggu!" Teriaknya setelah mengejar hingga hampir ke ujung taman.

"Loh, neng. Maaf, udah habis." Ujar bapak penjual itu.

"Yaaaah, padahal Ana mau beliin untuk Aya biar dia senang.." Anaya tampak sedih karena permen kapasnya sudah habis.

"Maaf ya, neng."

"Gapapa, Ana pergi dulu, ya. Permisi." Pamitnya yang dibalas anggukan oleh bapak penjual itu.

Saat berjalan balik, Anaya baru sadar bahwa ia telah kehilangan adiknya, Shanaya. Karena itu, Anaya mempercepat langkahnya untuk mencari Shanaya.

Namun, langkahnya harus terhenti ketika sekelompok wanita menghadangnya. Mereka semua ada 4 orang yang menghadang Anaya.

"Guys, kita ada mainan seru disini." Ujar salah satu dari wanita tersebut kepada teman-temannya.

Sunshine In My Heart | Treasure Where stories live. Discover now