Chapter 8

4.5K 400 115
                                    

Sebelumnya author mau mohon maaf yang sebesar-besarnya, karena cerita ini harus berhenti di sini.

Karena satu dan lain hal jadi cerita ini gak akan lanjut

Anggap aja endingnya Shanaya meninggal ya😭🙏🙏





































































































Tapi boong.

Selamat membaca !!

Seperti biasa, ayo vote dulu sebelum lanjut membaca.

Hargai karya author ya🥲
Cukup VOTE aja kok☺️

•••

Mentari menunjukkan sinarnya yang cerah pagi ini. Secerah hati Anaya yang riang melihat para kakaknya memberikan dirinya perhatian. Baik di rumah sakit maupun di rumah.

Ya, tadi malam Anaya sudah di perbolehkan pulang, Anaya baru saja sampai di rumah bersama tujuh kakaknya saat tengah malam.

Dan saat di rumah, perhatian kakaknya lebih terlihat lagi. Seperti sekarang, pagi-pagi meraka semua sudah berkumpul di kamar Anaya dan tak membiarkan Anaya untuk melakukan apapun. Semuanya mereka yang lakukan untuk Anaya, seperti menyuapi nya, dan melakukan apapun yang Anaya mau.

Setelah memberi makan dan minum obat untuk Anaya, mereka menyuruh Anaya untuk kembali berisitirahat lalu keluar dari sana.

"Kalian semua mandi dulu, setelah itu kumpul di ruang keluarga." Ujar Hyunsuk setelah keluar dari kamar Anaya.

Adik-adiknya pun yaitu, Jihoon, Yoshi, Junkyu, Asahi, Doyoung dan Junghwan mengangguk patuh dan melakukan apa yang Hyunsuk katakan.

Setelah satu jam seperti yang dikatakan Hyunsuk mereka semua pun sudah berkumpul di ruang keluarga sekarang. Masing-masing dari mereka telah duduk di sofa yang ada disana.

"Junghwan, panggil Shanaya." Suruh Hyunsuk.

Junghwan mengangguk dan beranjak menuju kamar Shanaya.

Junghwan pun membuka pintu kamar Shanaya menggunakan kunci yang masih Jihoon biarkan di pintu saat kemarin menguncikan Shanaya dari luar.

"Loh? Gak di kunci?" Heran Junghwan saat mengetahui bahwa kamar Shanaya tidak terkunci.

Kriiiit

Junghwan membuka pintu kamar Shanaya dengan perlahan. Saat dibuka bau anyir darah langsung tercium dari dalam kamar Shanaya.

"Aya," panggilnya dari luar.

Karena tak melihat keberadaan Shanaya, Junghwan memutuskan masuk ke dalam kamar. Namun, baru saja melangkah ke dalam, Junghwan melihat bekas darah di lantai dekat pintu kamar Shanaya. Bahkan di dinding pun juga ada.

Seingat Junghwan darah Anaya tak ada menetes disana, apalagi di dinding.

Rasa panik pun menghinggapi Junghwan bersamaan dengan segala pikiran buruk yang datang di kepalanya.

Apa yang terjadi pada Shanaya? Darah apa yang ada di lantai dan dinding itu?

Shanaya tidak bunuh diri, kan?

Segala pikiran itu terus terlintas di pikiran Junghwan.

"Aya!" Panggilnya lagi dengan sedikit kencang.

Sunshine In My Heart | Treasure Where stories live. Discover now