"Kau akan langsung mati jika kau keluar dari rumah ini. Seharusnya berterima kasih karena aku masih memberimu perlindungan, karena seseorang tengah mengintaimu."

Anna cukup terkejut dengan apa yang Armand katakan. Memikirkan teror yang terjadi akhir-akhir ini, tak bisa tak membuatnya langsung berpikir negatif, Anna langsung bisa menyimpulkan sendiri kalau seseorang pasti memang berniat jahat padanya.

Entah benar atau tidak, tapi kata-kata Armand selalu meninggalkan makna dalam baginya. Membuat dirinya tak bisa menghiraukan begitu saja. Tapi bagaimana dengan Tom? Lelaki itu menghubunginya langsung dan meminta bertemu, jika bukan Tom lalu siapa yang berniat jahat padanya?

Anna diam dengan pikiran yang terus berputar. Satu persatu potongan-potongan gambar kembali ke memorinya memaksanya untuk menjadikannya utuh. Armand yang melihat Anna yang terlihat sedang berpikir pun ikut terdiam, sedikit penasaran dengan apa yang ada diotak kecilnya itu hingga muncul kerutan kecil dikeningnya. Kemudian tanpa sadar bibirnya membentuk lekungan kecil, merasa berhasil karena telah membuat wanita di hadapannya menutup mulutnya.

"Aku datang ingin memberitahumu kalau nanti malam akan ada acara di Bail's."

Anna mendongak, menghentikan kesemrawutan pikirannya sejenak, "Acara seperti apa?"

"Hanya makan malam." Ujarnya acuh

"Bukankah kau bilang aku akan mati jika aku keluar?" Pertanyaan yang sebenarnya hanya untuk mempertanyakan soal apa yang Armand sebutkan tadi.

"Tidak akan saat kau bersamaku_____Ku harap kau bisa lebih sedikit bijaksana, dari pada memikirkan bagaimana cara keluar dari kamar ini, lebih baik gunakan waktumu untuk beristirahat. Karena aku tidak mau jika saat di sana kau akan menyusahkan."

Anna melirik Armand tak suka. Armand adalah tipe orang yang tidak bisa untuk memilih mana kata yang lebih baik untuk dikatakan pada orang lain mana yang tidak. Apa dia tidak tahu kalau lawan bicaranya itu mungkin merasa tak suka atau terganggu dengan ke-frontal an itu.

"Kupastikan kau tidak akan kesusahan." Balas Anna dengan nada sewot. Memandang Armand yang langsung mengangguk santai. "Itu bagus."

"Kalau gitu aku akan istirahat agar aku tidak menyusahkan orang." Sebenarnya itu hanyalah alasan semata untuk bisa mengusir Armand dari kamarnya. Dia tidak terpikirkan cara lain yang lebih baik untuk bisa membuat Armand pergi karena terakhir kali malah terjadi pertengkaran.

Kini Anna tahu, sifat buruk dari lelaki itu yang tidak boleh dinggap kecil olehnya atau bahkan siapapun. Armand tidak suka diremehkan. Memang semua orang juga seperti itu, tapi menurut Anna lelaki itu mempunyai harga diri yang tinggi dibanding dengan orang lain hingga dia tak bisa merasakan perasaan dikecilkan atau diremehkan oleh siapapun.

Tetapi menggunakan kata-kata baik untuk menyanjung lelaki itu juga bukanlah cara yang bagus untuk membuat Armand melemah, karena yang ada lelaki itu malah semakin curiga dengan tindakannya.

"Kita berangkat jam 7 malam." Ucap Armand lalu keluar dari kamar. Membuat Anna seketika menghembuskan nafas beratnya. Deolah baru saja selesai lari maraton, entah kenapa bicara dengan Armand membuat dirinya ngos-ngos an seperti ini.

Anna memandang jam yang ada di dinding kamar. Sudah pukul 3 lewat 30 menit. Tiba-tiba saja ponselnya berdenting. Anna pun langsung meraih benda yang saat ini tergeletak dinakas.

Kenapa kau tidak datang Anna?

Satu pesan yang ternyata datang dari Tom. Astaga dia bahkan lupa mengabari lelaki itu kalau dirinya tidak dapat datang.

Maafkan aku. Mendadak Armand pulang dari perjalanan bisnisnya. Bisa kita jadwalkan lagi pertemuan ini?

Bagaimana dengan malam ini?

The Billionaire PrisonWhere stories live. Discover now