17. Mandiri

383 34 8
                                    

Ckleek.

Pintu tempat Bulan dirawat terbuka menampilkan pria berpenampilan cukup berantakan dengan membawa satu koper dan tas ransel berwarna hitam di bahunya.

Pria itu berjalan pelan kearah Bulan tersenyum manis walaupun disudut bibirnya terdapat luka yang membuat Bulan merasa linu sendiri.

Ketika sudah sampai dihadapan Bulan, pria itu hanya diam menatap lama manik mata miliknya.

"Kamu gapapa?" tanyanya dengan nada pelan.

Bulan hanya menggeleng, hatinya terasa perih melihat kondisinya.

"Kalau ada yang sakit bilang ya" ucapnya membenarkan selimut yang Bulan gunakan.

"Lo kenapa ut?" tanya Bulan mencengkram tangan Laut.

Laut tetap tersenyum lalu menggeleng pelan.

"Ini ulah bang Lios?" tanya Bulan memastikan.

"Nggak Lan" jawab Laut.

Bulan hanya menggeleng tak percaya mendengar jawaban dari Laut.

"Kamu istirahat" ucapnya masih setia berdiri memandang Bulan.

Mata Bulan beralih ke arah koper miliknya dan tas ransel berwarna hitam yang tergeletak begitu saja dilantai.

Bulan tersenyum getir melihatnya.

"Lo diusir?" tanya Bulan.

Laut terdiam menelan saliva, kerongkongannya terasa kering mendengar pertanyaan Bulan.

Melihat Laut yang hanya diam Bulan mengembuskan napas beratnya, detik kemudian ia menyibak rambutnya kedepan melepaskan tautan kalung yang ia gunakan.

"Laut, kita bisa jual kalung ini buat cari tempat tinggal" kata Bulan menyodorkan kalung emas yang sudah ia lepas.

Laut hanya diam menerima kalung itu, ia tatap laman kalung dengan liontin berbentuk Bulan sabit ditangannya. Hatinya seakan runtuh karena dikasihani.

Laut mendekat kearah Bulan lalu tersenyum simpul, ia tidak menyangka gadis yang ia rusak memiliki hati sebaik ini.

"Gue punya tabungan, walaupun ga banyak gue yakin cukup buat cari tempat tinggal. Sisanya gue bakal cari kerja" jelas Laut kembali memasang kalung dileher Bulan.

"Cantik" puji Laut melihat kalung tersebut kembali terpasang dileher jenjang milik Bulan.

Mendengar pujian dari Laut membuat pipi Bulan serasa panas, siapa sangka ia akan dipuji oleh Laut.

"Kalungnya cantik banget, lo beli dimana?"  tanya Laut, okee cara bicaranya kembali ke pengaturan pabrik.

Pupus sudah, Bulan yang awalnya merasa senang sampai-sampai perutnya seperti tergelitik dengan pujian dari Laut, sekarang demi apapun ia ingin sekali menampol laki-laki dihadapannya itu.

Moto Bulan cuman satu pokoknya jangan puji gue, jangan tatap gue, jangan sentuh gue, jangan senyum ke gue soalnya gue punya penyakit ge'er.

"Orangnya juga cantik" ucap Laut terkekeh melihat raut wajah kesal milik Bulan.

"Apaansih ga jelas" kesal Bulan memalingkan wajahnya, karena tidak mampu menahan senyumnya.

"Gue keluar dulu ya cari makan" kata Laut hendak melangkah.

"Ehh, tunggu dulu ut, luka lo udah di obatin?" tanya Bulan merasa khawatir melihat beberapa lebam dan luka di tubuh Laut.

"Gapapa nanti sembuh sendiri" balas Laut tidak begitu peduli dengan dirinya.

"T-tapi..." sela Bulan melihat Laut yang hendak meraih knop pintu.

Bulan untuk LautWhere stories live. Discover now