5. Kembali ke sekolah

657 31 1
                                    

~Menghindar nggak bakal nyelesaikan masalah~
Laut Asterion

"Sialan dasar brengsek" umpat Bulan ketika membuka roomchat tersebut, kini dirinya merasa seperti wanita yang tidak memiliki harga diri.

Apalagi yang mau dijelasin semuan udah cukup jelas baginya, dirinya sudah cukup hancur dan menjijikkan.

Dikamar nya, Laut hanya dapat mengembuskan napas gusar, karena pesan yang ia kirim belum juga mendapat balasan.

"Apa gue samperin aja ya rumahnya?, tapi kan gue nggak tau rumahnya" Opini Laut.

Lagi-lagi Laut hanya menghela nafas, kemudian ia merebahkan tubuh kekarnya di atas kasur sembari melihat langit-langit kamarnya matanya menerawang jauh, sungguh kesalahan satu ini membuatnya terbebani.

Ckleek.

pintu kamarnya terbuka sempurna menampilkan cowok berperawakan tinggi dengan muka datarnya.

"Mama papa pulang" ucapnya lalu melangkah meninggalkannya.

"Ngit tunggu" panggil laut mulai beranjak dari tidurnya, sedangkan yang dipanggil hanya memutar tubuhnya malas.

sebelum berbicara Laut mengembuskan nafas untuk yang kesekian kalinya, bukan karena apa dia sungguh malu dengan adiknya.

"Buru gue sibuk" ucap Langit.

"G-gue mohon Ngit jangan kasih tau mama sama papa" ucap Laut sembari menggenggam tangan Langit membujuknya.

"ck, lepas" sarkas Langit kemudian pergi begitu saja meninggalkan Laut.

Laut yang melihat hal itu hanya terdiam menatap kepergian adiknya, Kemudian berjalan menuruni tangga menghampiri kedua orang tuanya.

"Anak bujang mama" sambut embun yang tidak lain ada mama Laut dan Langit, wanita cantik itu memeluk erat tubuh kekarnya sembari beberapa kali mencium pipinya.

"Tumben murung kenapa hmm? ada masalah disekolah?" tanya sang ibu ketika melihat raut murung anaknya.

"Nggak ada ma" ucap Laut tersenyum tipis mencoba berbohong.

"Boong banget mukanya" ucap samudera sembari menonjol kecil lengan sang anak.

Bugh...

"Eghhh" keluh Laut sebab lengannya terasa ngilu.

"Cuihh, Cemen" ucap samudera meremehkan sembari memberikan senyum mengejek.

"Langit sayang sini, mama punya oleh-oleh buat kamu" teriak Embun mencoba memanggil anak bungsunya itu.

Beberapa menit tidak ada jawaban dari Langit akhirnya Embun memutuskan untuk menemui Langit.

"Kemana adikmu?" tanya samudera disamping Laut matanya tak lepas memperhatikan sang istri yang sedang menaiki tangga.

Laut hanya mengedikan bahu untuk membalas pertanyaan dari sang ayah.

"Marahan?, udah besar kok masih suka marahan. Malu sama ototnya" kata samudera.

"Papa sotoy" jawab Laut dengan entengnya.

Bulan untuk LautWo Geschichten leben. Entdecke jetzt