8. Langit or Laut

433 30 35
                                    

ckleek.

"Ekhmm"

Suara deheman itu sontak membuat Bulan dan laki-laki itu  menoleh, tangan kekar yang melingkar sedari tadi kini ia lepaskan dari tubuh  mungil milik kekasihnya.

Tangis Bulan pun sudah reda, lelaki itu hanya menatap datar ketiga gadis yang berada diambang pintu toilet.

"Yaampun maaf, kita ganggu ya" ucap salah satu gadis itu.

"Kalian ngapain peluk-peluk berdua didalam toilet?, ihh ngga modal masa kencan ditoilet emang gada tempat lain?" tanya gadis polos yang satunya.

"Lo ngga mau kan masuk BK perihal masuk toilet cewek?" ucap cewek yang bernametag Senja Dwicilla, gadis itu mengangkat salah satu alisnya menatap tak suka kearah Langit.

Yapp, LANGIT ASTEROID laki-laki itu pergi meninggalkan keempat gadis itu tanpa sepatah kata pun.

Keempatnya pun hanya menatap kepergiannya.

"Bulan gapapa?"

"Lo masih sakit kan?"

"Apaansih" sela Bulan menepis tangan Bintang yang hendak memeriksa suhu tubuhnya.

"Lo kenapa sih kek hamil muda aja, dikit-dikit mual, makan ini itu mual, mana sensi banget jadi orang alay lo" ucap Bintang merasa kesal karena tangannya ditepis.

"Jaga ucapan lo" ucap senja memperingatkan "Kalau ada yang denger terus salah paham gimana?" lanjutnya.

"Lagian, Bulan baru pacaran 2 minggu ya kalik dia langsung.."

"Langit ngga kayak gitu" sela Bulan menatap Bintang dan Senja bergantian, sedangkan pelangi hanya melongo melihat ketiga sahabatnya.

"Lo harusnya bisa maklum Bulan habis sakit maklum kalau dia mual dia juga sensi mungkin lagi pms, iya nggak lan Lo lagi pms kan makanya sensi gini" ucap senja.

"Sekarang tanggal berapa?" tanya Bulan kepada senja.

"Tanggal 11, gue aja udah selesai 2 hari lalu masa Lo belum" jawab senja.

"Bulan hamil sama siapa?" tanya Pelangi dengan gamblangnya membuat Bintang dan Senja tak habis pikir.

"Hamil sama jin" ucap Bintang ngawur.

"Hahaha cowok lo tuh kek jin" ejek senja.

"Ohhh, jadi Laut jin yang ngehamilin Bulan?" ucap Pelangi menganggukkan kepalanya paham.

"Mulut lo sembarangan" ucap Bintang mencubit gemas pipi pelangi.

"Temen lo emang ngaco" ucap senja.

Bulan yang menyaksikan kejadian itu hanya diam, meskipun itu candaan tetapi itu benar faktanya.

...

1 setengah Bulan kemudian.

Ditepi Laut yang begitu luas dengan air, angin yang berhembus kencang kesana kesini, Langit senja yang akan berganti malam dengan ribuan bintang serta Bulan yang akan bersinar mungkin hanya alam yang akan menjadi saksi.

Kedua insan itu berdiri berdampingan menghirup aroma Laut.

"Apa kita bakalan diam-diam gini aja ngit?" tanya Bulan mengeratkan jaketnya.

"Aku mau kamu jujur lan" ucap Langit masih setia memandang luasnya Laut, Bulan yang mengerti arah pembicaraannya  menoleh kearah Langit menatap lekat pahatan Tuhan yang menjadi candunya.

"Apa yang Laut perbuatan lan?" tanya cowok itu menunduk.

"Apa kamu beneran hamil?" lanjutnya.

"Iya, ini anak Laut" jawab Bulan dengan suara bergetar, Langit yang peka akhirnya memeluk tubuh kekasihnya itu.

"Tenang semuanya pasti baik-baik aja" ucap Langit menenangkan.

"Maafin Laut lan, maafin aku juga udah lalai ngelindungi kamu, aku gagal, aku nggak pantes jadi sosok yang kamu cintai" seiring ucapannya laki-laki itu meneteskan air matanya.

"Semuanya hancur Ngit maaf dari kamu ataupun laut nggak akan ngerubah semuanya" ucap Bulan gadis itu menunduk tetapi tidak menangis, mungkin ia sudah lelah.

"Sekalipun Laut nyuruh buat gugurin bayi ini aku bakalan nolak, Aku nggak mau ngebunuh dia, aku nggak mau jadi orang jahat" kata bulan mengelus perut rampingnya kini air matanya jatuh kembali.

"Ini emang kesalahan tapi bayi ini bukan kesalahan, dia juga nggak mau dilahirkan" lanjut Bulan.

Gadis itu mendongak kesamping menatap kekasihnya.

"Maaf, kalau aku ngambil keputusan kayak gini, maaf kalau hubungan kita cuman sampai sini" ucap Bintang lalu memalingkan wajahnya.

"Kata siapa hubungan kita bakal berakhir lan, aku ga akan tinggalin kamu dalam keadaan apapun, sekali pun itu anak dari kakakku sendiri" sela Langit dengan suara gemetar.

Langit menangkup pipi kekasihnya ia tuntut untuk menghadapnya.

tatapan mereka bertemu, kedua mata itu berkaca-kaca "Lahirkan bayi itu aku yang akan bertanggung jawab" ucap Langit bersungguh-sungguh.

Hitungan detik kemudian ia melumat pelan bibir kekasihnya, namun.. Bulan hanya gadis normal yang tidak bisa menolak, Toh dirinya juga sudah cukup hancur.

Ketika kembali sadar dari kenikmatan ia mendorong tubuh Langit membuat langit melepaskan tautan bibirnya.

"Maaf" ucap Langit.

"plis, pergi Langit. TINGGALIN AKU" ucap Bulan meninggikan suaranya.

Kini gadis itu terduduk sembari memeluk kedua lututnya air matanya kini turun tanpa permisi.

"Aku cukup menjijikkan untuk kamu" ucapnya parau.

"Aku siap bertanggung jawab buat kamu Lan, atas semuanya" ucap Langit berjongkok menyamakan posisinya dengan Bulan.

"BAYI ITU DARAH DAGING GUE, JADI GUE YANG LEBIH BERHAK BERTANGGUNG JAWAB" kata Laut dengan suara tegas berjalan menuju keduanya.

"Apa cowok brengsek kayak Lo bisa jadi Ayah sekaligus suami buat Bulan?" tanya Langit menatap nyalang kearah Laut.

"Sebrengseknya gue, gue sadar kalau gue salah" ucap Laut "apa emang sesulit itu untuk memperbaiki semuanya?" lanjutnya.

"Cwihh, cowok kayak Lo bisa sadar" ucap Langit, ucapan itu membuat Laut tersulut emosi.

"Gue ayah dari anak itu BANGSAT"

Hahaha menurut kalian Bulan milih siapa?

Langit kekasihnya?

atau

Laut ayah dari bayi nya.

kalau kepo bisa tunggu part selanjutnya

jangan lupa komen ya biar aku semangat up part selanjutnya ❤️

see you.

happy reading, semoga sukakkk

Bulan untuk LautWhere stories live. Discover now