𝑏𝑎𝑏 42

1.6K 68 16
                                    

Tuesday, July 18. 202¥
Tiga tahun kemudian.

Madame Salia muncul dari tingkat atas rumah banglo itu. Lisa yang sedang duduk di atas sofa kulit itu terus berdiri dengan senyuman di bibir, menyambut kedatangan madame Salia.

"Good morning nenda.."

Madame Salia memandang Lisa dan hanya mengangguk perlahan. Wanita separuh abad itu mengambil tempat betul-betul di sofa yang bertentangan dengan Lisa. Madame Salia duduk.

Dua orang pembantu rumah Indonesia muncul dari dapur. Meletakkan air minuman dan beberapa jenis pencuci mulut di atas meja, sebelum kembali beredar ke dapur.

Rambut madame Salia sudah putih kesemuanya, walaupun sudah separuh abad, tubuh nya masih kelihatan segar, pakaian dan barang kemas yang ia kenakan betul-betul menunjukkan kedudukan nya.

Madame Salia memandang Lisa, lama. Sebelum mengalihkan pandangan ke arah lain.

"I.. I apologize if I have disturbed you, nenda."

"Don't act like this is the first time you disturbing me."

Satu hal yang menarik tentang madame Salia. Dia tak akan teragak-agak mengatakan apa sahaja yang dia mahukan. You can see how diva madame Salia is.

"So many times I've been telling you. Whatever happens between you and my grandson.. I don't want to know."

"Bu.. But for how long I have to wait nenda? We have been engaged for three years. There is no sign that your grandson will marry me."

"Is that my problem?"

Lisa terkesima.

"You are the one wanting my grandson's sympathy even though you know he will never be serious with you."

"I know you didn't like me. But after I marry your grandson, I will not appear in front of you again.."

Lisa menjawab, tegas. Walaupun nada suara nya terdengar bergetar.

Madame Salia tersenyum sinis. Sejak awal dia melihat Lisa. Perempuan ini bagi nya tak layak untuk Raid. Sekilas dia boleh tahu yang Lisa obses pada satu-satunya cucu yang ia miliki itu.

"I'm begging you, nenda. Please help me.. I can't wait anymore."

"You know Raid will never listen to whatever I say, do you?"

"But still.. You are his grandmother, the only family left in his life. Please at least do something."

"That's not a ticket for everything, you moron.."

Madame Salia bangun dari duduknya.

"Bu.. But nen.."

"I can't wait for Raid to find a woman who is saner and kinder than you."

"Nenda!"

Lisa bangkit. Kembang-kempis hidung nya mencari nafas.

Nasib sahaja wanita tua ini nenda Raid, kalau tidak. Sudah lama dia heret wanita tua ini kat atas jalan raya, biar dia tahu siapa Lisa yang sebenarnya.

"Raid will be mine no matter what, even if I have to use violence!"

"Ragazza matta."

Madame Salia terus berlalu meninggalkan Lisa di ruang tamu itu.

***

"Who's on the phone?"

"I don't know."

RAID ARSELWhere stories live. Discover now