BAB 15 Sesuatu yang Mengejutkan

91 34 86
                                    

Pagi ini Senja akan bersiap untuk pergi ke rumah seseorang. Berniat akan membalas kebaikan seseorang itu, dengan beberapa makanan yang dibuatnya sendiri hasil semalaman.

"MA, SENJA PAMIT DULU YA!" ucap Senja pada mamanya yang sedang berada di dapur.

"HATI-HATI YA SAYANG, JANGAN SORE-SORE PULANGNYA!" balas Aretha pada putri tunggalnya.

Senja sudah sampai di depan perumahan mewah dengan dominan warna abu-abu, dan memarkirkan motornya di parkiran yang sudah disediakan.

Hendak mengetuk pintu, namun suara dari dalam seakan mengagetkannya. Kaki Senja melemas dan badannya merosot seketika saat mendengar ucapan tersebut.

"UDAH FAJAR BILANG, FAJAR GAMAU DIJODOHIN YAH!"

"KAMU MAU MEMBANTAH? IYA?"

"FAJAR GA PERNAH NGEBANTAH AYAH! TAPI UNTUK KALI INI, BIARIN FAJAR YANG NENTUIN PILIHAN FAJAR SENDIRI YAH!"

"KAMU TAU KAN KALAU AYAH SUDAH BERHUTANG BUDI BANYAK SAMA DIA!"

"TAPI ENGGAK HARUS SEMUA PERMINTAAN ITU AYAH TURUTI! AYAH BISA GANTI ITU DENGAN YANG LAIN!"

"KAMU IKUTIN APA KATA AYAH, KAMU BERTUNANGAN SAMA DIA ATAU AYAH YANG AKAN MEMINDAHKAN SEKOLAH KAMU KE LUAR NEGERI DAN PISAHIN KAMU DARI ADIK, BUNDA, DAN TEMAN-TEMAN KAMU!"

"OKE KALAU ITU MAU AYAH, AKU BAKAL TURUTI KEINGINAN AYAH!"

"A-apa?" Fajar mau dijodohin oleh ayahnya sendiri? Sama siapa?" Senja menggelengkan kepalanya cepat, ia menangis dan berlari ke arah motornya.

Disaat yang bersamaan, kebetulan Pak Hermawan muncul dari belakang membuat Senja tersentak kaget. Buru-buru Senja langsung menghapus air matanya.

"Neng lagi nyari Den Fajar ya?" tanya Pak Hermawan membuat Senja terpaksa tersenyum walau hatinya sakit.

"E-eh ada bapak, tadinya gitu pak, tapi kayanya ngga jadi deh, soalnya daritadi Fajarnya dipanggil ngga keluar."

"Mau bapak panggilin neng? Aden ada di dalam kok."

"EHH NGGA, NGGA USAH PAK GAPAPA!" Senja tiba-tiba berkata dengan lantang membuat Pak Hermawan sedikit tersentak.

"Eh, ma-maaf pak, maksudnya engga usah nanti ngrepotin bapak mending Senja pulang aja pak. Oh iya, ini Senja titip ke bapak aja ya, minta tolong nanti kasihkan ke Fajar." ucapnya sembari menyodorkan paperbag berwarna cokelat polos tersebut.

"Oh iya neng nanti bapak sampaikan ke Den Fajar. Yakin nih gamau dipanggilin aja?"

"Iya yakin pak, makasih ya pak, kalau begitu Senja pamit pulang dulu ya pak. Permisi." ucap Senja yang diangguki oleh Pak Hermawan.

Kini Senja melaju motornya dengan kecepatan tinggi, menangis sejadi-jadinya mengingat hal yang begitu mengejutkan di telinganya. Tak menyangka saat realitanya tak sesuai ekspetasinya.

"LO PIKIR LO SIAPA?"

"LO JAHAT! LO JAHAT UDAH MASUK DI KEHIDUPAN GUE JAR! LO JAHAT UDAH AMBIL HATI GUE SEDALAM INI! GUE GA NYANGKA! KALO ENDINGNYA BAKAL KAYA GINI, GUE GAMAU JATUH CINTA SAMA LO!" Teriak Senja melampiaskan segala emosinya di atas motor yang sedang dinaikinya. Memang begitu bukan, terkadang apa yang kita inginkan tak sesuai dengan apa yang diharapkan.

Entah kenapa, Senja malah berbelok menuju rumah salah satu sahabatnya. Berharap dia akan menemukan suatu ketenangan untuk bisa meluapkan perasaannya.

Senja menekan bel yang ada di rumah itu. Tak berselang lama, pintu terbuka menampilkan sosok gadis cantik berkulit putih dengan celana jeans dan kaos biru yang dikenakannya.

SEJAJAR Where stories live. Discover now