BAB 3 Ulangan Harian 2

157 105 252
                                    

Ceklekk!!! 

Pintu kelas Senja terbuka, menampilkan sosok Fajar yang sedang membawa kertas di depan mereka.

"Gue disuruh Bu Fatma buat bagiin ini, kata Bu Fatma kalian di suruh nunggu Bu Fatma buat nyocokin bersama." Terang Fajar lalu membagikan satu per satu kertas ulangan kelasnya pada semua siswa di kelas.

Semua diam, semua menatap Fajar. Semua larut dalam pikiran masing-masing. Fajar tetap fokus membagikan kertas itu tanpa memperdulikan tatapan mereka.

Memang rata-rata kelas Senja diisi dengan dominan anak perempuan dibanding laki-lakinya. Sungguh sangat berkebalikan dengan kelas Fajar bukan?

"Thanks bro," Ujar salah satu cowo di kelas itu.

"Yoi bro," Jawab Fajar sambil tersenyum tipis.

Siswa yang bernama Alden itupun terkejut saat mendapat jawaban yang keluar dari mulut Fajar. Alden kira, Fajar orangnya dingin dan susah untuk bergaul sama siapapun karena wajah Fajar nampak datar dan tanpa ekspresi.

"L-lo gasalah?" Tanya Alden sekali lagi.

Fajar yang ditanya seperti itu mengernyitkan dahinya, bingung dengan apa yang ditanyakan oleh Alden.

"Lo manggil gue bro, kita teman?" Tanya Alden sekali lagi.

"Iya teman." Jawab Fajar.

"Gue Alden. Nama lo siapa?" Tanya Alden.

"Gue Fajar, dari kelas XI IPA 1." Sahut Fajar yang diiringi dengan senyum tipis. Sungguh, interaksi Alden dan Fajar membuat mereka semua yang ada di kelas tercengang, menatap tak percaya.

"Lo bisa main ke kelas gue, ataupun ikut ngumpul sama temen-temen gue. Nanti gue kenalin sama mereka." Terang Fajar pada Alden yang diikuti gerakan tangannya untuk mengajaknya bersalaman layaknya salaman para cowok ketika bersama teman-temannya.

Alden dengan sigap membalas salaman Fajar, "Siap, bro!"

Bagaimana bisa, Alden dengan mudahnya berinteraksi dengan Fajar dan respon Fajar yang begitu asik dengan Alden. Itu membuat seluruh siswa di kelasnya merasa sedikit iri, terlebih yang perempuan. Seakan mereka semua juga ingin berteman dengan Fajar seperti Alden.

Dania yang sedari tadi tak hentinya menatap Fajar, kini memberanikan dirinya untuk bersuara. "Fajar, kenalin gue Dania." Fajar yang sedari tadi sibuk membagikan kertas yang belum selesai menoleh menghadap Dania.

Fajar menangguk menandakan dia merespon ucapan Dania dan kembali melanjutkan membagikan kertas pada yang lain.

Dania sedikit kecewa terhadap respon yang diberikan Fajar. Tetapi tak berselang lama, Dania sedikit tersenyum. Setidaknya Dania sudah kenal Fajar saat ini. Jujur Dania menaruh rasa pada Fajar saat pertama kali melihatnya, iya Dania harus bisa mendapatkan hati Fajar.

Kini tinggal lembaran terakhir yang akan Fajar kasih ke mereka. Fajar menatap gadis yang sedang menyembunyikan kepalanya dan tertidur. Fajar menatap gadis itu lekat.

Sedikit sunggingan senyum tersimpul di wajah Fajar. Dia tahu itu siapa. Iya Senja. Gadis yang selalu ia kenali tanpa dia menoleh sedikitpun. Mengenal Senja sudah terlalu lama, membuat Fajar tahu siapa gadis itu walau tidak melihat wajahnya.

Sudah lama, iya sudah lama Fajar memperhatikan Senja. Diam-diam Fajar mengamati setiap pergerakan dan tingkah laku Senja. Salahkah jika Fajar menyukai Senja? Salahkah jika Fajar berharap lebih pada Senja? Iya layaknya Senja suka Fajar, Fajar juga suka Senja.

Sebenarnya, Fajar ingin sekali mengungkapkan perasaannya. Akan tetapi, Fajar sendiri juga tidak tahu siapa yang sekarang ada di hati Senja. Fajar hanya takut, perasaannya tak berbalas dan akan merusak hubungan pertemanan yang sudah terjalin lama.

SEJAJAR Onde as histórias ganham vida. Descobre agora