BAB 2 Ulangan Harian

204 118 262
                                    

Bel berdering sudah 15 menit yang lalu, yang artinya sekarang jam pelajaran akan dimulai. Jam pertama di kelas Senja diisi oleh mata pelajaran bahasa indonesia. Bu Fatma yang merupakan mapel tersebut masuk di kelas Senja. Semua murid yang tadinya ramai, kini hening dan diam di meja masing-masing.

"Selamat pagi anak-anak." Sapa Bu Fatma.

"Pagi Bu," Jawab semua murid yang ada di kelas Senja.

"Hari ini kita adain ulangan harian ya, materi nya materi yang minggu lalu kita bahas." Ucap Bu Fatma lagi.

Mendengar penuturan Bu Fatma, semua murid yang ada di kelas sedikit mendesis karena tidak diberi tahu sebelumnya, berbeda dengan Senja dia bahkan nampak biasa saja saat mendengar jika akan diadakan ujian. Toh memang Senja tidak pernah mengeluh terhadap segalanya.

"Bu kenapa ga besok aja? Besok kan juga masih ada dan waktunya lebih lama bu, kalau sekarang hanya dua jam pelajaran bu." Protes Dania yang merupakan salah satu murid cewe di kelas Senja.

Bu Fatma hanya tersenyum menanggapi nya, "Sekarang aja, sekalian kelas kalian sama kelas sebelah bersamaan, jadi biar ibu ga pusing-pusing sekalian ngoreksinya juga."

Ada sedikit rasa tak terima di hati para muridnya. Tetapi, apa yang bisa mereka perbuat selain mengikuti perkataan Bu Fatma.

Setelah itu, Senja dan teman-temannya pun segera menyiapkan peralatan tulisnya untuk melaksanakan ulangan Bahasa Indonesia sekarang.

Kini ulangan sedang berlangsung.

Hening, semua fokus pada kertas jawaban di hadapan mereka masing-masing. Begitu pun Senja, dia sibuk membaca dengan teliti soal yang ada di hadapannya.

Senja terlalu fokus, sampai dia mengabaikan semua panggilan teman-temannya. Begitulah Senja, jika sudah dihadapkan dengan ujian, dia akan mengabaikan sekitar dan tidak peduli terhadap segala gangguan.

"Nja, Nja!" Bisik Daren yang berulang kali memanggil Senja dan tepat duduk di bangku belakang Senja, namun tak dihiraukan.

Merasa tak ada respon apapun, Daren sengaja menendang kaki kursi Senja sedikit keras.
Senja yang merasa terganggu sedikit melirik ke belakang dan memperingati Daren untuk tak melakukan itu lagi.

"Nja kali ini aja bantuin gue plis, nomor 25 jawabannya apa?" Senja mendengar perkataan Daren, tetapi Senja tetap tak menghiraukannya. Kali ini Senja ingin bersikap lebih baik dan jujur. Dia tak ingin terlibat lagi dengan kecurangan bersama teman-temannya.

Dulu pernah sekali Senja melakukan kesalahan dengan teman-temannya, alhasil Senja sendiri yang terkena imbasnya dan Senja tidak mau hal itu akan terulang lagi. Senja akan lebih memilih bersikap sportif apapun nanti hasilnya.

Daren mencebik kesal karena dirinya merasa diabaikan oleh Senja. Sekali lagi Daren berusaha mengganggu Senja dengan melakukan hal yang sama.

Karena merasa risih, akhirnya Senja memilih untuk sedikit menggeser bangku dan kursinya agar kaki Daren tak bisa mencapai kaki kursinya.

Ah shit!. Maki Daren dalam hati.

Senja tersenyum puas karena Daren tak lagi mengganggunya, setidaknya dia bisa mengerjakan ulangan dengan tenang sekarang. Baru 5 soal lagi Senja menjawab, samar-samar dia mendengar ada bisikan yang memanggil lagi namanya.

Dania, iya Dania memanggil Senja. Senja tahu apa maksud dari panggilan Dania, dia hafal betul bagaimana Dania, tidak berbeda dengan Daren.

Tidak! kali ini Senja tidak akan menoleh sedikit pun. Untuk kali ini, Senja akan menulikan pendengarannya dan akan fokus terhadap jawaban ulangannya.

SEJAJAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang