BAB 10 Weekend

129 84 185
                                    

Minggu ini Senja, Aluka, dan Embun berniat akan melakukan jogging bersama di taman kota. Aluka dan Embun sudah berada di tempat, menunggu kedatangan Senja. Tak lama, Senja datang menghampiri mereka.

"Sorry ya, jadi lama nunggu."

"Engga kok, kita juga baru sampai." Jawab Embun.

"Yaudah kita mulai sekarang?" Tanya Aluka yang diangguki oleh Senja dan Embun.

Sudah tiga putaran mereka berlari, membut Senja menghentikan langkah Embun dan Aluka.

"Beli minum dulu yuk, haus gue." Ucap Senja lalu pergi ke stand penjual minuman.

"Yuk!" Jawab Aluka dan Embun bersamaan mengikuti Senja.

Kini mereka sudah meneguk air mineral dingin hingga setengah botol.

"Cape banget gue," Ucap Aluka.

"Bener tapi seru, lain kali kita gini lagi yuu!" Ajak Embun.

"Bolehh," Jawab Senja dan Aluka kompak.

"Btw ges, mampir ke rumah gue dulu ya, kita beli baksonya Mang Ujang!" Tawar Senja pada teman-temannya.

"Gaskeun!" Seru Embun.

"Al? Lo gamau ya?" Tanya Senja yang mendapati sedari tadi Aluka hanya diam.

"Mau sih, tapi-"

"Yaudah ayok!" Ucap Senja sembari menggandeng mereka berdua. Aluka hanya pasrah mengikuti teman-temannya.

Senja, Aluka, dan Embun kini sedang menaiki motor menuju ke rumah Senja, dengan Senja yang membonceng Embun. Tak disangka, saat perjalanan dari arah berlawanan ada mobil putih dengan kecepatan tinggi mengarah ke mereka.

"NJA AWAS!!!" Teriak Aluka.

Senja yang tidak sempat menghindar akhirnya tertabrak oleh mobil itu dan membuatnya terjatuh bersama Embun.

Sedangkan pengemudi mobil itu sedang tersenyum menatap mereka dari arah spion dan berlalu dari tempat tersebut.

Embun bangun dari jatuhnya, dan melihat Senja yang tidak sadarkan diri. Aluka segera turun dari motor dan menghampiri mereka.

"Nja! Bangun Nja!" Ucapnya sembari menepuk pipi Senja, tetapi Senja tetap belum bangun dari pingsannya.

"Al gimana ini?" Tanya Embun dengan panik.

"Tenang, lo ada nomor keluarganya ga? Atau siapa gitu?"

"Oh iya ada bentar." Ucap Embun lalu mengeluarkan ponsel dari saku celananya dan menelpon seseorang.
Setelah dirasa sudah, Embun kembali mengantongi ponselnya dan memposisikan kepala Senja di pahanya.

"Bentar gue beliin hansaplast dulu, itu tangan lo luka. Lo tunggu sini, jagain Senja!"

"Thanks Al."

"Sama-sama." Ucapnya lalu berlari ke toko di seberang jalan.

Tak berselang lama, Aluka kembali ke hadapan Embun bersamaan dengan motor yang berhenti didepannya.
Aluka menempelkan hansaplast ke siku Embun. Sedangkan, seseorang yang membawa motor tadi langsung turun dan menggendong Senja untuk dinaikkan ke motornya dan membawanya ke rumah sakit terdekat.

"Ikuti gue!" Ucap Fajar lalu menancap gas ke arah rumah sakit dengan Senja yang masih pingsan di boncengannya dan Aluka bersama Embun yang mengikutinya.

Sesampainya di rumah sakit, Fajar langsung menggendong Senja untuk di bawa masuk ke dalam.

"Dokter, tolong!" Teriak Fajar.

Seketika beberapa perawat langsung membawa brankar dan Fajar menaruh Senja disitu untuk dibawa ke IGD.

"Mas nya mohon tunggu diluar dulu ya! Pasien biar  ditangani oleh dokter!" Ucap perawat itu kemudian masuk ke dalam dan menutup pintu.

SEJAJAR Where stories live. Discover now