BAB 14 Berantem

83 44 135
                                    

Sudah dua minggu, Senja berangkat sekolah dengan diantar atau sesekali nebeng temannya. Penjagaan yang ketat, kini harus Senja terima setelah kejadian yang menimpanya, bahkan teman-temannya juga menjadi sedikit overprotektif terhadap dirinya, takut hal-hal yang tidak diinginkan kembali menimpa gadis kesayangannya. 

Saat ini, seluruh kelas sepuluh sampai kelas dua belas sedang berkumpul di lapangan karena pengumuman yang barusan mereka terima dari kelas masing-masing. 

"Kenapa suruh kumpul gini sih? Mana panas lagi!" ucap Aluka sembari mengibaskan tangannya. 

"Panas doang Al, biasa aja kali." ledek Senja, Aluka mencebik. 

"Tu mulut minta di sosor ma om om?" Aluka mendelik karena perkataan Senja. 

"Enak aja, ya kagak lah!" 

"Abis manyun gitu, kaya bebek tau ga?" ucapan Senja membuat mereka berdua tertawa. 

Disisi lain, barisan kelas Fajar sedari tadi tidak bisa diam. Ada saja bahan yang mereka lontarkan untuk dijadikan candaan, bukannya mengikuti perintah untuk baris dengan rapi, mereka malah sibuk sendiri. 

"Ini barisan kita kenapa disini sih?" protes Bintang.

"Lah emang kenapa?" Langit bingung dengan sikap Bintang yang celingukan ke kanan dan kiri. 

"Ga strategis, ga estetik banget!" 

"Kita bukan mau potoshot anj*ng!" hardik Langit dengan menoyor kepala Bintang. 

"Lo gabisa ya, ga mukulin gue sehari aja?" tanya Bintang sembari menatap tajam ke arah Langit.

"Gabisa! Gatel soalnya nih tangan!" 

"Bangs*t!" 

"Berisik kalian, tau ga?" ucap Tristan tiba-tiba, membuat keduanya menoleh. 

"IRI BILANG BOSS!" jawab Mereka serempak, setelah itu bertos ria. 

"Dih najis!" Tristan menggeser posisi Bintang agar tidak berbuat ulah. 

"Woi enak aja lo main geser-geser tempat orang!" 

"Udah diem lo, kalo ga mau kena hukuman guru!" Tristan bernafas lega saat teman-temannya semua sudah bisa tenang. 

"NJA! NJA!" Panggil Aluka sedikit keras, membuat semua teman sekelasnya menoleh. 

"Lo kalau manggil pelan dikit napa? Gue di samping lo Al," 

"Hehe maaf refleks, itu tuh lihat di sebrang, ada Fajar di barisan depan!" seru Aluka pada Senja.

Senja mengikuti arahan Aluka. Terlihat Fajar yang kini sedang berdiri tegap menghadap ke depan. Tak disengaja netra mereka saling bertemu saat Fajar menoleh ke arah Senja. Hal itu membuat Senja tersenyum dalam hati. 

"Tes, satu, dua, tiga!" ucap seseorang mengalihkan atensi semuanya ke arah lapangan. 

Viko yang merupakan ketua osis SMA Galaksi itu, sekarang berdiri dengan membawa kertas catatan kecil yang berisi tentang pengumuman yang akan disampaikan. 

"Sebelumnya terima kasih kepada bapak ibu guru yang sudah mengizinkan anak-anak untuk berkumpul saat ini, dan terima kasih juga kepada teman-teman yang sudah mau berbaris dan berpanas-panasan saat ini." ucapnya sedikit bercanda dan terkekeh. 

"Udah tau panas, bukannya langsung to the point aja, heran banget gue." cerocos Aluka yang sedari tadi memang tidak bisa diam karena sinar matahari yang begitu terik. 

"WOI CEPETAN NAPA? GATAU PANAS APA? KALO KAYA GINI KERING GUE LAMA-LAMA!" ucap Seorang siswi kelas dua belas yang berada di seberang. 

"Sabar ya cantik, bentar lagi juga dikasih pengumumannya kok." jawab Viko sedikit genit pada Siswi tadi membuat ia menatap jengah. 

SEJAJAR Where stories live. Discover now