BAB 13 Tentang Dania

96 44 125
                                    

Happy 1k readers
Happy reading...

****

Tiga hari sudah Senja tidak masuk sekolah, karena setelah kejadian kemarin, mamanya yang terlalu khawatir memilih melarangnya pergi sekolah supaya Senja bisa istirahat dengan total sampai benar-benar sembuh.

Selama tiga hari juga, Dania tiada henti-hentinya mendekati Fajar. Kesempatan yang bagus katanya. Seperti saat ini, waktu istirahat, Dania ikut makan bersama Fajar dan teman-temannya. Bukan mereka yang menyuruh, tetapi merupakan keinginan Dania sendiri.

"Jar, lo gamau kenal lebih deket lagi sama gue?"

"Dikit aja deh,"

"Ayolah, masa lo ga tertarik sama gue sih?"

"Lo kenapa bisa suka sama Senja? Padahal dia biasa aja, cantikan juga gue." Dania terus melontarkan pertanyaan pada Fajar, membuat semua teman-temannya risih mendengarnya.

Aluka yang sedang duduk di kantin sendiri, sedari tadi mengamati Dania dalam diam.
Ga sadar diri banget nih orang-batin Aluka.

"Mending lo pergi deh!" Usir Bintang membuat Dania menatap tajam ke arahnya.

"Suka-suka gue dong, lo kira ini tempat pribadi lo?"

"Iya itu tempat pribadi!" jawab Langit dengan sibuk mengunyah kacang di genggamannya.

"Orang ini tempat umum kok,"

"Itu tempat ga sembarangan orang yang bisa dudukin!" jawab Langit dengan menegak habis jus jeruknya.

"Dih apa banget sih, jangan bilang gara-gara Senja?" selidik Dania.

"Sadar diri juga lo ternyata." celetuk Bintang.

Dania terkekeh, "Apasih hebatnya dia? Pengecut aja kok dibanggain!"

"Yang jelas, dia ga pernah ngrendahin temennya sendiri seperti lo!" ucapan Tristan sukses membuat Dania tertohok. Dania mengepalkan tangannya kesal.

"Suka-suka gue lah, mau duduk dimana juga bukan urusan lo."

Fajar yang sedari tadi sibuk memainkan ponselnya, akhirnya membuka suara. "Pergi!"

"Tuh, dengerin makanya! Pergi kalian, gangguin kita aja!" ucap Dania sinis dan tersenyum.

"Heh mak lampir! Yang disuruh pergi itu lo, bukan kita!" jawab Bintang membuat Dania terkejut dan malu.

"Fajar, kamu ga ngusir aku kan?" tanyanya dengan nada manja.

"Pergi gue bilang!" Bentak Fajar membuat Dania terlonjak kaget.

"Mampus diamuk singa!" Bintang tersenyum miring.

"Awas ya kalian! Oke karena ini kemauan Fajar gue bakal pergi." ucap Dania lalu berdiri.

"Fajar aku pamit dulu ya, nanti aku balik lagi." Pamit Dania, Fajar hanya diam menanggapi. Dania mengepalkan tangannya, lalu pergi meninggalkan kantin.

"Fijir iki pimit dili yi ninti bilik ligi, hoek kudu mual gue." ucap Langit meniru ucapan Dania dengan menye-menye.

"Hamil lo?" Tanya Bintang.

"Sembarangan kalo ngomong!" hardik Langit lalu menjitak kepala Bintang.

"Kutub es diem mulu, ngapain si?" tanya Langit pada Biru yang sedari tadi fokus menatap ponselnya. Biru hanya mengedikkan bahunya acuh lalu memilih memakan makanannya.

"Astaghfirullah sabar, untung temen gue." Langit mengelus dadanya prihatin.

"Jar, lo ga risih apa digangguin mak lampir mulu?" tanya Bintang sembari menyeruput minumannya.

SEJAJAR Where stories live. Discover now