BAB 11 Jenguk Senja

120 66 193
                                    

Setelah satu hari dirawat di rumah sakit, kini Senja sudah dirawat di rumah. Sebenarnya hari ini Senja ingin pergi sekolah, tetapi mamanya masih melarang agar Senja benar-benar sembuh total terlebih dahulu.
Karena bosan, Senja lebih memilih bermain bersama kitty, kucing kesayangannya.

"Kitty, sebenarnya hubungan gue sama Fajar itu apasih?" Ucapnya mengajak ngobrol si kitty seakan kitty layaknya manusia yang bisa mendengarnya. Senja sudah menganggap kitty seperti adik dia sendiri.
Saat sedang asyik bermain, pintu kamar Senja berbunyi.

"Sayang, itu ada teman-teman kamu nunggu di depan!" Ternyata itu suara Renatha yang memberitahu Senja.

"Iya ma, sebentar lagi Senja keluar." Jawabnya.

Senja beranjak dari tempat tidurnya, dan bergegas keluar menuju ruang tamu.

Betapa terkejutnya Senja, saat didapati Aluka, Embun, Fajar dan juga teman-temannya, semua berada di rumahnya.

"Kalian?" Senja menatap tak percaya.

"SENJAA!!!" Teriak Aluka dan Embun bersamaan, mereka berlari memeluk Senja layaknya pelukan teletubies.

"Gue kangen banget sama lo, tau ga?" Ujar Embun.

"Iya, gaada lo di sekolah itu ada yang kurang." Imbuh Aluka membuat Senja terharu.

"Cewe kalo udah ketemu sama rekannya emang gitu ya?" Celetuk Langit tiba-tiba dan bergedik ngeri sendiri.

"Gue juga kangen sama kalian semua." Jawab Senja.

"Halo cantik, ini kita bawain buah-buahan buat lo, biar cepet sehat lagi." Sudah bisa ditebak kalau itu merupakan suara Bintang.

Bintang menyerahkan satu parsel berisi buah pada Senja. Senja menerima parsel tersebut.

"Makasih ya, jadi ngerepotin kalian semua."

"Santai dong, kita ga merasa direpotin kok, iya ga temen-temen?" Tanya Bintang yang diangguki oleh semua teman-temannya.

"Gimana keadaan lo Nja?" Tanya Alden.

"Udah mendingan, gue udah sehat kok, lusa mungkin udah bisa sekolah lagi." Jawab Senja dan ikut duduk bersama teman-temannya.

"Kalian kok tau kalau gue lagi sakit?" Tanya Senja pada teman-teman Fajar.

"Fajar yang bilangin, dan lo juga sekarang kan temen kita semuanya, jadi harus tahu dong." Jawab Langit.

Tak lama, Renatha datang sembari membawa beberapa cemilan dan buah-buahan yang sudah di kupas.

"Wahh tante, makasih banyak loh, ini boleh dihabisin semuanya kan?" Perkataan Bintang sukses membuat Langit memukul kepalanya.

"Lo malu-maluin banget sih." Hardik Langit.

Renatha hanya tertawa melihat tingkah mereka. "Gapapa habisin aja, ini emang buat kalian kok, kalau kurang bilang aja nanti tante bawain lagi."

"Udah tan, ini udah cukup kok, maaf jadi ngerepotin." Ucap Alden.

"Ga ngrepotin kok, yaudah kalau gitu tante tinggal ke belakang dulu ya." Ucap Renatha kemudian melangkahkan kaki ke belakang untuk keperluan lain.

"Pantesan ya anaknya cantik, orang mamanya juga cantik." Celetuk Langit.

"Kalo gabisa dapetin anaknya, gue bakal gebet emaknya!" Ucapan Bintang membuat Langit memukul kepalanya lagi.

"Istighfar lo!"

"Lo demen banget mukulin gue anjir!" Ucap Bintang seraya memegangi kepalanya, membuat mereka semua yang ada di sana tertawa.

SEJAJAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang