BAB 12 Jebakan!

114 60 188
                                    

Kini Senja sudah sehat dan bersekolah seperti biasanya. Seperti yang Fajar bilang lusa lalu, Senja kini berangkat bersama Fajar menggunakan mobil Fajar. Kenapa tidak menggunakan motor? Itu karena Fajar yang mau, karena melihat Senja baru saja sembuh.

Flashback on

Pagi ini, Senja sudah siap dengan seragam sekolahnya.

"Pagi ma!" Sapa Senja pada Renatha.

"Pagi sayang, yuk makan dulu!" Ajak Renatha.
Senja duduk di kursi meja makan dan mengambil sarapannya. Senja makan dengan lahap karena memang sedari tadi perutnya sudah berbunyi.

"Papa mana ma?"

"Papa kamu udah berangkat, dari pagi tadi." Jawab Renatha membuat Senja menganggukkan kepalanya.

"Kamu berangkat naik motor?" Tanya Renatha.

Senja menggelengkan kepalanya, "Enggak ma, Fajar yang jemput Senja kesini."

"Ciee yang udah jadian."

"Boro-boro jadian, dianya aja nembak enggak ma." Jawab Senja ketus karena kesal sendiri dengan Fajar, seperti jemuran katanya. Digantung.

Renatha hanya geleng-geleng kepala mendengar jawaban anaknya. "Dasar anak jaman sekarang."

Tak lama, bunyi klakson terdengar dari arah luar. Buru-buru Senja menghabiskan sarapannya.

"Fajar udah jemput, Senja pamit ya ma." Pamitnya sembari menyalami tangan Renatha.

"Iya, hati-hati ya sayang, belajar yang bener!" Tutur Renatha yang diangguki oleh Senja.

Senja keluar membuka pintu. Disana sudah ada Fajar berdiri di samping mobil menunggu kedatangan Senja.

"Bawa mobil?" Senja heran.

"Iya, lo baru sakit, ga bagus angin kencang buat lo." Ucap Fajar lalu membukakan pintu sebelah untuk Senja.

Senja kaget dengan perlakuan Fajar. Dia malu, rasanya kali ini dia ingin terbang setinggi-tingginya.

"Senja!" Panggilan Fajar sukses membuat Senja tersadar dari lamunannya. Buru-buru Senja masuk ke dalam mobil dan tak lupa mengucapkan terima kasih pada Fajar.

Fajar menutup pintu mobil, berlari kecil ke arah samping, dan ikut masuk ke dalam mobil di kursi pengemudi.

Senja kini sedang berusaha menetralkan detak jantungnya yang sudah tak karuan.

"Muka lo merah, lo sakit?"

AYO TENGGELAMKAN SENJA KALI INI, SENJA MALU-Batin Senja.

Fajar mendekatkan dirinya pada Senja. Telapak tangannya memegang kening Senja. "Enggak panas, lo kenapa?" Tanyanya sekali lagi.

Senja berusaha semaksimal mungkin untuk terlihat biasa saja. "Enggak papa, udah ayok jalan!"

"Yakin?" Tanya Fajar memastikan.

"Iya yakin!" Jawab Senja.

Akhirnya Fajar menjalankan mobilnya menuju ke sekolah. Senja mengatur nafas berulang kali, sungguh kali ini jantungnya sudah sangat tidak aman. Senja merasakan hawa panas, padahal di mobil Fajar sudah full AC.

Flashback off

Senja masuk ke dalam kelas dengan perasaan yang tak bisa dideskripsikan. Aluka yang sedang menulis menghentikan kegiatannya saat Senja sudah sampai.

SEJAJAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang