BAB 8 Pulang Bareng

123 87 152
                                    

Senja memarkirkan motornya di parkiran sekolah, ia berlari di koridor sekolah karena telah terlambat mengikuti kegiatan ekstrakurikulernya. Setelah sampai di camp, Senja menarik nafas berulang kali.

"Pagi, maaf terlambat tadi ada sesuatu yang mendadak banget gabisa ditinggalin." Ucap Senja.

"Pagi, ah elah lu mah kebiasaan Nja, ga sekali dua kali!" Timpal Dara yang merupakan teman satu extra tetapi berbeda kelas.

"Hehe, peace." Ujar Senja sembari membentuk kedua jarinya berbentuk v.

"Yaudah yuk mulai, kasian adik kelas lo nungguin!" Ajak Dara yang kemudian diangguki Senja. Senja pun melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler jurnalisnya sampa selesai.

"Jadi begitu, mungkin ada yang masih bingung?" Tanya Senja kepada adik kelasnya.

"Gaada kak!" Jawab semua adik kelasnya serempak.

"Baiklah, kalau begitu jangan lupa tugas artikel sama dokumentasinya dikumpulkan minggu depan ya!" Ucap Senja lagi mengingatkan.

"Siap kak." Ucap mereka semua.

Akhirnya kegiatan ekstrakurikuler Senja telah selesai. Senja keluar untuk menuju parkiran mengambil motor,  mengernyitkan dahinya saat melihat seseorang berada duduk di jok motornya, sepertinya Senja tidak asing dengan orang itu.

"Fajar ngapain disini?" Tanya Senja saat telah sampai di motornya, membuat Fajar terlonjak kaget.

"Emm, gue boleh nebeng ga?" Pertanyaan Fajar sukses membuat Senja terdiam. Ada rasa senang di hati Senja tapi juga ada rasa sedih saat mengetahui satu fakta tentang dirinya dan Fajar.

"Nja! Nja!" Panggil Fajar sukses membuyarkan lamunan Senja.

"Eeh, i-iya boleh." Jawab Senja dengan kikuk. Bagaimanapun Senja tidak akan bisa menolak permintaan Fajar. Lagian kesempatan juga kan bisa dekat dengan gebetan?

"Kunci?" Tanya Fajar, lalu Senja menyerahkan kunci motornya. Kini Fajar sudah menyalakan motornya dengan Senja yang sudah duduk siap untuk dibonceng.
Saat perjalanan, Senja membuka suaranya. "Motormu kemana?"

"Ada dirumah, tadi nebeng temen ke sekolah." Ucap Fajar. Sorry gue harus bohong sama lo- batin Fajar.

Senja hanya ber oh ria dengan penjelasan Fajar. Kini mereka sama-sama diam dengan pikiran masing-masing.

"Fajar!" Panggil Senja sedikit keras.

"Hmm?"

"Boleh mampir minimarket dulu ga? Ada sesuatu yang harus dibeli."

"Kebiasaan banget, bilangnya suka mendadak!" Fajar hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah Senja.

"Habis, takut Fajar enggak mau, hehe." Senja hanya menyengir.

"Astaga!" Akhirnya Fajar menjalankan motornya menuju minimarket terdekat dari daerah situ. Senja langsung turun dari motor dan bergegas masuk dengan buru-buru.

"Dia kenapa sih?" Fajar heran sendiri melihat tingkah laku Senja, sembari menunggu Fajar memilih memainkan ponselnya.

Tak sengaja, beberapa saat ada seseorang yang menabrak bahu Fajar, membuat ponsel yang ada di genggaman Fajar terjatuh.

"Aduhhh, maaf, maaf banget, aku ga sengaja, aku buru-buru banget soalnya." Ucap gadis itu sembari mengambil ponsel Fajar yang jatuh dan di serahkannya pada Fajar.

Kini tatapan Fajar dan gadis itu beradu. Mereka saling diam hingga akhirnya tersadar. "Maaf, aku ga sengaja tadi, nanti aku bakal ganti kalau misal hp kamu kenapa-kenapa." Terangnya.

SEJAJAR Where stories live. Discover now