BAB 4 Aluka Latashabirupa

144 104 231
                                    

Senja berjalan menyusuri koridor dengan perasaan bahagia. Setelah tiga hari yang lalu bertemu dengan Fajar, dia jadi terlalu bersemangat, mengingat perkataan ayahnya.

Flashback on

Saat Fajar hendak meninggalkan pekarangan rumahnya, pintu rumah Senja terbuka menampilkan sosok lelaki paruh baya yang sedang menatap kedua remaja itu. 

"PAPA!" Ucap Senja lalu berlari memeluknya. 

Rama, Ayah Senja membalas pelukan putrinya dan mencium keningnya. 

"Papa kapan pulang? Kok ga kasih tau Senja dulu?" Rama hanya menjawab pertanyaan Senja dengan tersenyum.

"Gapapa nanti ganggu belajar kamu." Kini perhatian Rama beralih pada Fajar. 

"Kamu teman Senja?" Tanya Rama yang diangguki oleh Fajar. "Kamu yang dulu sering main ke rumah kan?" Tanya Rama lagi.

"Iya om." Jawab Fajar sopan. 

"Ayo masuk dulu, udah lama kamu ga kesini. Kita ngobrol bareng di dalem. Maklum anak saya suka lemot, ada temennya ga dipersilahkan masuk." Ucap Rama 

"Papa apaansih!" 

"Bercanda sayang, yaudah yuk masuk!" Ucap Rama lalu masuk ke dalam rumahnya, lalu diikuti Senja dan Fajar. 

Di dalam rumah, Senja, Fajar dan kedua orangtua Senja sedang menikmati makan bersama. Itu karena Renatha, ibu Senja mengajaknya. 

"Fajar udah lama ga main kesini, kamu sibuk?" Tanya Renatha.

"Iya tan, akhir-akhir ini Fajar sibuk."  Senja hanya diam melihat interaksi Fajar dan ibunya. 

"Yaudah ayo dimakan, habisin ya, kalau kurang boleh nambah. Senja juga makan yang banyak biar ga kecil mulu." Tutur Rama membuat Renatha, Rama, dan Fajar tertawa. 

"Papa! Senja udah besar tahu, nanti kalau kebanyakan makan jadi gendutan." 

"Gapapa gendutan, nanti tambah gemes." Bukan, bukan Rama yang menjawab melainkan Fajar. Apa-apaan ini? Fajar membuat Senja malu. 

Rama dan Renatha saling beradu pandang, lalu tatapannya beralih pada Fajar.

Rama membuka suara, "Fajar sama Senja pacaran?" 

Senja melotot mendengar pertanyaan Rama."Engga pa, Fajar cuma temen Senja." Jawab Senja takut jika ayahnya akan marah.

"Gapapa atuh kalo jadian mah, papa restuin kalian. Kalau bisa cepet nikah biar papa punya mantu dan anak cowok." Jelas Rama secara terang-terangan membuat pipi senja memerah. 

"Pa, apaansih?" Senja mengelak walau sebenarnya hati Senja bersorak senang. 

Lampu hijau nih-batin Fajar. "Iya doain aja om, semoga kejadian beneran." Ucap Fajar sembari melirik ke arah Senja. Senja yang menyadari, memalingkan wajahnya.

Apa-apaan ini? Ini bukan Fajar yang Senja kenal. Pipi Senja terasa panas, Senja yakin kini pipinya memerah bak kepiting rebus. Fajar hanya tersenyum melihat tingkah laku Senja. 

"Jar, nanti saya kasih tips buat kamu untuk luluhin anak saya, dia kayanya mau tapi malu." Perkataan Rama membuat mereka semua tertawa, kecuali Senja walau hati kecilnya berteriak senang sebenarnya. 

"Apaansih?"

"Cieeee..." Ucap Rama dan Renatha bersamaan.

"Yang mau tapi malu." Imbuh Fajar membuat Senja yakin kalau ini benar-benar bukan Fajar yang Senja kenal.

SEJAJAR Where stories live. Discover now