23 "Karsa dan Kebahagiaannya"

52 5 0
                                    

Hallo Readers!

Maaf ya, agak lama updatenya 😁🙏

Oh iya, udak gak kerasa, "Apakah Kita Akan Bahagia?" udah menuju episode-episode terakhir 🥺🥰. Tetap setia untuk tau endingnya gimana, ya. Apakah Derana akan menemukan kebahagiaannya? Apakah Baswara akan menjadi kebahagiaannya? Stay tuned!

Happy Reading! 🥰
- iaroalix

***




Derana memainkan gawai tanpa menyalakan. Sudah hampir semenit. Tak kunjung menemukan kalimat pembuka yang tepat. Kawan bicaranya pun sama. Hanya terdiam. Entah dengan masalah yang sama atau memang menunggu Derana memulai. Jelasnya mereka masih canggung.

"Kamu apa kabar?" tanya Derana dalam keheningan.

"Baik. Kamu?"

"Baik juga."

"Umm, jadi ada apa, Karsa? Kenapa mengajakku ke sini."

"Tidak, aku hanya ingin menikmati akhir pekan. Bersama sahabatku."

Derana menyeringai. Kata itu sudah cukup lama tidak ia dengar. Kata yang sering mereka ucapkan di awal keakraban.

"Tapi aku masih bisa jadi sahabatmu 'kan?"

"Iya. Tidak lebih."

Karsa tertawa kecil. Sudah menduga larangan itu dikeluarkan.

"Iya, aku tahu. Aku juga sudah tidak mengharapkan itu."

Derana tertawa kecil. Beruntunglah obrolan canggung itu mulai mencair.

"Kamu dan Cecil bagaimana?"

"Kami sudah berpisah. Sejak hari itu, saat aku mabuk ke rumahmu."

"Ohh. Oh iya, maaf ya, aku harus memaksamu pulang waktu itu. Ada..."

"Tidak apa-apa. Aku memang agak kurang ajar waktu itu."

Derana terkekeh. Mengingat kembali tampang kacau Karsa tempo hari.

"Lalu kamu dan Baswara?"

Tidak seperti Karsa, Derana tak langsung menjawab. Bingung dengan keadaan mereka. Bingung dengan status yang harus disematkan pada hubungan yang masih saling membutuhkan tapi diputus dengan paksa.

"Kami juga. Sudah berakhir."

"Tapi kenapa? Kalian tampak serasi."

"Aku tidak mencintainya."

Cih!

"Berhentilah berbohong. Kamu tidak pandai untuk itu."

"Aku serius. Aku ...."

"Heh, kamu bahkan tidak bisa menyelesaikan kalimatmu."

"Jadi ada apa sebenarnya?" Rasa penasaran Karsa meningkat.

Derana menelan ludah. Memutarkan bola mata. Bercerita mungkin akan membuatnya lebih baik.

"Kakak Baswara.. Dia... Dia yang membawa Papa pergi waktu itu."

"Benarkah??"

"Uum."

"Wahh. Takdir macam apa ini?"

"Aku juga bingung."

"Haaa. Seperti aku memang tidak akan menemukan kebahagiaan."

"Jangan bicara seperti itu."

"Tidak hanya pasangan yang mendatangkan kebahagiaan 'kan?" ucap Karsa sembari menyandarkan punggungnya.

Apakah Kita Akan Bahagia? (END) Où les histoires vivent. Découvrez maintenant