10 "Pelukan"

49 9 0
                                    

Soundtrack: In The Stars - Benson Boone

***

Hidup adalah misteri. Terkadang membawa kita pada perjalanan panjang yang berbatu. Beberapa di antaranya berjalan seenaknya tanpa kendali. Ingin hidup ratusan purnama tapi kematian menarik dengan kuat. Lalu sadar, ternyata tidak ada pilihan selain bertahan.

"Saya minta maaf."

Kalimat itu terucap tanpa aba-aba setelah Baswara menarik paksa Derana ke taman di sebelah tempat mereka syuting. Larangan Derana kemarin mengusiknya seharian.

"Saya seharusnya tidak melawati batasan kita."

"Saya juga minta maaf. Saya terlalu kasar pada Bapak."

"Tidak. Yang kamu katakan kemarin memang benar. Saya harusnya tahu."

"Tapi selain itu, saya ...."

"Ada apa, Pak?" tanya Derana setelah jeda kalimat Baswara menjadi lebih panjang.

"Saya hanya... Saya mungkin merasakan kesedihanmu."

Derana membeku. Tatapan dan ucapan Baswara terlalu dusta untuk dipercaya namun terlalu dalam untuk diabaikan. Sampai senyum miring Derana memutuskan untuk tidak percaya.

Lalu detik berikutnya ketidakpercayaan itu menjadi menyakitkan. Ucapan Baswara tanpa sengaja membawa kembali ingatan itu.

Dengan mata berkaca-kaca dan bibir bawah yang tergigit, sekuat tenaga Derana menahan tangisan.

"Saya ...."

"Saya tidak tahu salah saya apa," potong Derana. Ia menyerah pada tangisan yang memaksa meluap. Baswara menyaksikan itu. Gumpalan air di sudut mata Derana.

"Saya bahkan tidak bisa melupakan itu," sambung Derana dengan napas tersengat.

"Setiap kali saya ingin memulai hal baru, ingatan itu muncul lagi. Masalahnya, bukan hanya hal yang menyakitkan. Kebahagiaan-kebahagian saat itu juga ikut muncul. Apa saya tidak bisa memulai hidup baru? Apa saya tidak bisa seperti orang lain? Apa saya tidak punya hak untuk bahagia??" Pertanyaan-pertanyaan Derana menggebu bersama air mata.

Baswara yang terdiam kembali merasakan itu. Keputusasaan Derana, kepahitan yang diredam, ketidakberdayaan pada takdir yang menghakiminya dengan tidak adil.

Perasaan-perasaan aneh yang membuat Baswara menarik tangan Derana dan menggenggamnya.

"Kalau begitu biarkan saya... biarkan saya menemanimu."

"Tapi saya ...."

"Takut? Ya, saya tahu. Karena itu biarkan saya menemanimu sampai kamu bisa memulai hidup baru. Sampai kamu bisa seperti orang lain. Sampai kamu menemukan hak kamu untuk bahagia. Dan setelah kamu menemukan itu, saya akan pergi jika kamu meminta. Setidaknya berikan saya kesempatan itu."

Derana tidak menjawab. Hanya tangisan yang menguat dan tubuh yang bergetar. Bahkan terlalu lemah untuk menolak rangkulan yang menenggelamkannya pada dada bidang Baswara.

Pelukan itu menguat. Memberi isyarat agar rasa sakit diluapkan tanpa sisa. Agar tak ada lagi bekas luka yang bernana. Agar tak ada lagi kepahitan yang dipaksa berdamai dengan jalan buntu.

***
~
~
~
(Special Part)
-
-

"Mungkin tak ada pelukan yang ditawarkan untuk kesedihanmu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Mungkin tak ada pelukan yang ditawarkan untuk kesedihanmu. Namun apapun itu, semoga senyummu sekarang menjadi abadi."

-Moon Bin
(26 Januari 1998 - 19 April 2023)

Apakah Kita Akan Bahagia? (END) Where stories live. Discover now