17 "Rasa Sakit yang Lebih Besar"

37 6 2
                                    

Soundtrack: To My Youth - Bolbbalgan4
-

Hallo Readers!

Bagaimana pendapat kalian tentang episode sebelumnya? Sudah menduga kah? Atau terkejut?? Silahkan tinggalkan komen!!

Dan jika kalian sadar judul episode sebelumnya "Pertemuan Keluarga" itu sebenarnya bukan tentang pertemuan Derana dan keluarga Baswara, melainkan pertemuan kembali Derana dan Luhan setelah belasan tahun.

Jika ada pendapat, saran, kritik, apapun itu, silahkan komen, ya!

Happy Reading! 🥰
- iaroalix

***


Jakarta, Februari 2007

"Aku ingin menikahimu." Suara yang terdengar lantang dari seorang pria setengah baya.

"Lalu bagaiman dengan istri dan anakmu?"

Pertanyaan gamblang itu tak langsung dijawab. Keraguan tidak datang dari istri yang disebut. Namun anak.

"Aku akan meninggalkan mereka." Walau tidak seyakin kalimat sebelum, namun yang ini sama lantangnya. Ia serius. Serius dengan semua yang keluar dari mulutnya.

Mata Andrea membulat. Jawaban kekasihnya itu malah membuatnya ragu.

"Apa kamu bisa?"

"Demi kamu."

"Aku mencintaimu. Lebih dari apapun. Aku akan meninggalkan semuanya agar kita menghabiskan sisa hidup berdua," lanjutnya.

Kalimat manis itu membuat Andrea merona sambil tersenyum lapang. Pria yang ia pacari sejak dua tahun lalu itu menunjukkan keseriusannya. Dan ini bukan pertama kali.

Terpaut 10 tahun tidak menjadi penghalang cinta itu tumbuh. Memiliki banyak kesamaan membuat mereka cepat memutuskan di antara tembok pemisah yang menjulang tinggi.

Banyak kebahagiaan yang belum dirasakan akhirnya dibagi. Banyak kesedihan yang ditahan akhirnya diluapkan. Penyebab utama tembok itu diruntuhkan. Tembok yang disebut manusia adalah tabu dan dosa.

Satu hal yang membuat mereka tetap bertahan pada apa yang disebut mereka dosa adalah, jatuh cinta bukan dosa.

"Baik. Kita akan menikah."

Tak ada lagi yang dikurangi atau ditambahkan dari kalimat Andrea. Luhan memeluknya erat. Tidak ingin melepaskan. Seumur hidup tidak. Ia menemukan seorang yang tepat. Walau terlambat.

Walau terlambat, Luhan akan membahagiakannya. Memberikan yang tidak sempat ia berikan dan menerima yang tidak sempat ia minta.


***


Masa kini...

"Derana?" suara Baswara terdengar setelah kehangatan itu menjadi sejuk dalam keheningan Derana.

"A..aa..."

"Ada apa?"

"Saya mohon maaf. Saya harus pergi."

"Ada apa?? Kenapa tiba-tiba?" tanya Baswara setelah mendapati bola mata Derana menjadi liar tiba-tiba.

"Aku merasa tidak enak badan."

"Saya benar-benar minta maaf, Tante, Kak. Saya harus pulang."

Setelah menunduk kecil, Derana tidak memberi kesempatan pada Zenny ataupun Andrea menentang. Bahkan sekedar bertanya. Perubahan dan keputusan Derana terjadi begitu cepat. Ia melangkah lebar menuju pintu depan.

Apakah Kita Akan Bahagia? (END) Where stories live. Discover now