"Hai My wife." Pria itu membuka kacamatanya sambil mengedipkan sebelah matanya.

Agnia masih enggan menggerakkan bibir pinknya. Sementara tangan pria itu terulur ke pinggang nya. Berbisik manja di telinga wanta itu. "Kau masih terlihat cantik bahkan lebih sexy dibanding delapan belas tahun yang lalu my love."

Agnia berdehem menetralkan detak jantungnya, kadang ia heran semakin hari semakin tergila gila dengan pria ini.

"Dad ayolahh kau merayu istrimu di depan para karyawannya." Abram menggeleng samar, melihat sekeliling mereka menjadi pusat perhatian.

"Aku pernah merayunya dihadapan para wartawan, live seluruh dunia." Ares mencium pipi Agnia tanpa ragu.

"Abram kau pergi duluan saja, mommy mau berduaan dengan bangsawan buaya ini."

"Kalian boleh lakukan apapun tapi ingat, jangan beri aku adik lagi." Tegas Abram, mengundang tawa kedua orangtuanya.

Abram kini berada di sirkuit balap mobil, orang biasa menyebutnya Oswego speedway. Kebiasaan Abram saat ia tengah marah ataupun muak dengan dunia dilampiaskan pada balap mobil. Abram juga ketua geng salah satu kelompok remaja yang ditakuti di Rusia. Hanya saja hingga detik ini orang tuanya tidak mengetahui rahasia besar itu.

"Lord Abram kita harus pulang ke Rusia malam ini." Steave asisten Ares yang kini ditugaskan untuk mendampingi Abram membungkuk di jendela mobil, Abram telah siap tancap gas terpaksa mendengar ocehan pria itu.

"Bisakah kau berhenti menjadi ibuku Steave? Aku harus menang agar kau tidak ku cincang!" Tegas Abram.

Steave yang terbiasa mendengar makian Abram hanya menghela nafas lalu menyingkir dari arena. Sementara Abram melirik lawannya, pembalap yang baru ia temui tadi dan langsung ditantang olehnya. Setelah mendengar aba-aba, kedua mobil itu melaju kencang saling ingin mendahului. Abram dengan lihai mengemudi meskipun arena ini baru pertama kali dilaluinya.
Hingga beberapa kali putaran Abram yang mencapai garis finish terlebih dahulu tapi saat diputaran terakhir ia lengah hingga lawannya yang memenangkan pertandingan. Disisi lain Steave menelan ludahnya kasar, selama ini Abram tidak pernah kalah sekalipun. Pasti hingga di Rusia mood nya akan memburuk dan bisa membantai orang untuk melampiaskan kekesalannya.

Abram menggenggam tangan kuat dan memukul kemudi mobil dengan keras. Umpatan kasar terdengar dari bibir seksinya. Saat Abram keluar dari mobil dan melihat lawannya keluar dari mobilnya juga, pria itu menghentikan langkahnya. Karena gadis kecil berlari kearah pria itu, melompat dengan riangnya menunjukkan bahwa ia bangga dengan laki laki yang berada didepannya.

"Maaf Lord, Lord Evgene mencari anda." Steve menyodorkan ponsel pada Abram.

Dengan malas Abram mengambil ponsel itu.

"Ya Dad."

"Kau pulang ke Rusia malam ini, lusa gantikan Daddy meeting di perusahaan."

"Tapi . . ."

"Jangan membantah Lord Abram, segera laksanakan tugasmu."

"Mommy mencintaimu." Terdengar teriakan Agnia dari seberang sana.

"Orang tua pemaksa." Abram mengembalikan ponsel itu pada Steave dan berjalan menuju pintu luar.

"Berikan jam ini padanya, aku tunggu dimobil." Abram melepas jam tangan yang harganya bisa membeli mobil sport, sesuai perjanjian jika ia kalah harus memberi barang kesayangan yg digunakannya.

"Baik Tuan"

Steave pun melaksanakan tugasnya sementara di mobil Abram memainkan ponselnya melihat jadwal meetingnya satu minggu kedepan. Usianya masih terbilang muda tapi harus terbebani perusahaan sebesar ini. Apa yang torang lain pikirkan menjadi anak orang kaya itu menyenangkan? Disaat teman seusianya sibuk main tanpa memikirkan masa depan, Abram harus mengikuti tradisi keluarga bangsawan ini. Baginya tidak masalah asalkan masih bisa bersenang-senang dengan caranya.

"Kita kebandara sekarang Lord?" Steave duduk di kursi sebelah supir.

"Kita ke Vegas."

"Tapi Lord..."

"Oke terserah kau saja."

"Baik Lord, sesuai perintah Lord Evgene."

"Fuck! kenapa kau masih bertanya?!"

Steave terlihat tenang mengalihkan pandangan ke depan, karena kemarahan Abram hanyalah sesaat. Sudah lama Steave menjadi asisten Ares, baginya dibentak dan dicaci maki hal biasa. Steave juga dipercaya memegang rahasia Abram, seperti ke club, berkumpul dengan teman satu gengnya, menyewa jalang untuk pesta seks. Semua itu disembunyikan dari Ares dan Agnia, beruntung wanita itu tidak menggunakan penemuannya yang bisa membongkar kelakuan anak sulungnya.

Siapkan diri kalian bertemu Abram,
akan ku up kalau cerita ini dibaca 1 juta kali
Abram berbeda dengan orang tuanya
Pria kejam ini tidak kenal ampun.

"Abram Redomir Evgene"

See you🫶🏻

Emerald EyesWhere stories live. Discover now