22 - Minta Sesuatu

6.6K 228 1
                                    

Cih dalam satu hari dua pria mengajakku bertunangan, dunia ini sudah gila!

"Kau bisa mencari jalang untuk menggantikanku."

"Inikah Queen yang sebenarnya? Ah aku semakin menyukaimu, kau menggemaskan Baby."

"Cukup basa basimu."

"Berapa uang yang kau butuhkan?"

Peter tertawa menggelegar, "Kau merendahkanku Baby, Uangmu tidak lebih banyak dari uangku. Jangan sombong."

"Kau tidak tau siapa Aku brengsek! Jangan membuang waktuku."

"Aku tau, makanya aku tertarik, kau bukan wanita biasa dan aku harus mendapatkanmu bagaimanapun caranya. Pergilah jika kau tidak ingin bertunangan denganku, kau tidak akan bertemu Leo."

Agnia geram, mengambil pistol di saku jaketnya mengarahkan pada Peter tapi bodohnya pria itu hanya terkekeh, "jika kau membunuhku, kau juga akan menemukan mayat Asistenmu."

"Tidak akan."

Peter langsung menepis tangan Agnia dan jatuhlah pistol Agnia, dan menodongkan pistol padanya,

"Kalau kau mati apakah Bangsawan mu itu akan menangisimu? Ah tidak lebih baik bertunangan deganmu itu lebih menyakitkannya."

"Jadi kau lakukan ini hanya karena membalas dendam pada Ares? Ck memalukan!"

"Kenapa? Tidak suka?"

"Memalukan kau pria pengecut dan murahan!"

"Jangan membuatku marah Queen !!"

"Aku jijik mendengar kau memanggil namaku."

"Aku lebih baik menbungkam bibir manismu itu."

Agnia tersenyum miring.

"Coba saja kalau bisa."

Peter mendekat hendak menyentuh Agnia namun belum sampai menyentuh pipinya Peter tersengat listrik dan terpental beberapa meter.

"Arrghh Apa yang terjadi barusan?" Peter menggerang, tangannya nyeri dan seperti ada luka bakar.

"Sudah ku katakan kau belum tau siapa aku! Cepat serahkan Leo atau nyawamu saja yang ku ambil."

Peter berdecik, "Aku tidak akan menyerah Queen."

Peter mengarahkan pistolnya pada Queen dan menarik pelatuknya, bersamaan dengan itu suara Pria memanggil namanya.

Dor !

"Agnia, Awass !!!" Seketika Agnia menjadi jejavu pada kejadian di bandara New york.

Ting ting ting
Suara peluru mertabrakan dengan marmer.

Agnia tersenyum angkuh menatap Peter tajam. "Harus ku katakan berapa kali kau belum tau siapa aku."

Ares memeluk Agnia. "Sayang kau tidak terluka kan?"

Agnia menggeleng lalu
Dor !

Dor !

Punggung Ares tertembak oleh Peter dan Ares tersungkur tidak sadarkan diri.

"Arees!!!"

"Kau mati saja keparat !" Baru saja Agnia ingin menembak Peter.

"Jangan Queen," Leo datang mencegah.

"Biar aku mengurusnya, kau selamatkan Ares secepatnya."

Agnia mengangguk, puluhan pengawal Agnia dan Ares berada di mansion Peter. Entah apa yang akan dilakukan Leo pada Peter, Agnia tak peduli.

Emerald EyesWhere stories live. Discover now