12 - I Love you Grizelle

11.3K 401 0
                                    

"Hallo Zenya, kemana saja kau?"

"Kau merindukanku Queen?" Terdengar Zenya tertawa renyah.

"Aku hampir mati di kastilmu ini menghadapi Mom dan calon kakak iparmu itu."

"Hanya kau yang menjadi kakak iparku Queen tenanglah, jangan cemburu begitu."

"Hm aku tidak yakin setelah Pria bangsawan itu mencampakkan ku begitu saja dia bahkan mau mengirimku kembali ke New York."

"Jadi seorang Queen menyerah begitu saja?"

"Jelas tidak. Hanya aku yang pantas menjadi kakak iparmu."

"Aku suka ambisimu jadi jangan pergi, tiga hari lagi aku dan Dad pulang. Sabarlah menghadapi Mom tiga hari ini baby."

"Jangankan tiga hari, setahun pun aku sanggup." Dengan susah payah Agnia menelan ludahnya.

_________________________

Langit berwarna jingga, kuda berwana coklat berpacu kencang di lapangan luas dengan gadis berambut coklat yang menunggangnya. Rambut coklat nya dibiarkan terurai tanpa memakai helm pelindung.

Ares memperhatikan Agnia dari jauh mengelengkan kepalanya pelan. Agnia perempuan tangguh tidak takut apapun. Melawannya dengan keras maka dia akan lebih keras menyerang.

Braak !!

Kuda yang berlari kencang tersandung kayu, dan tubuh Agnia terlempar keras ke tanah.

Semua orang berada disana berlari ke arah Agnia termasuk Ares melihat gadis itu pingsan.

Agnia membuka matanya memperhatikan sekelilingnya, berhenti pada seorang pria yang berdiri disampingnya, menatapnya dengan wajah datar.

"Ares? Aku kenapa?" Agnia memegangi plipisnya yang di plaster terlihat banyak goresan di wajah dan siku yang diperban.

"Kenapa? Kau ceroboh sekali tidak memakai pelindung saat berkuda. Sekalian saja kau pakai dress seperti kemarin."

"Aku memakai pakaian berkuda, tidak ada yang salah." Agnia menatap pakaiannya yang- tunggu kenapa berubah jadi gaun tidur. "Kau yang mengganti pakaianku?"

"Bukannya kau yang sangat ingin aku sentuh hm?" Ares duduk dipinggir tempat tidur, menatap Agnia menggoda.

"Bastrad kau Ares. Aku tidak rela kau melihat tubuhku!"

"Tadi siang malah kau yang menawarkan nya cuma-cuma." Ares tersenyum miring.

"Keluar kau!"

Ares mendekati Agnia yang duduk bersandar di ranjang. Berbisik, "Maid yang menggantinya, aku tidak berselera menyentuhmu."

Wajah Agnia merah padam, ingin mencabik Ares saat ini juga.
Pria itu beranjak, berjalan sensual ke arah pintu tanpa menoleh Agnia yang berapi-api.

Agnia mengarahkan emerald eyesnya, menyentuh lambang kecil stetoskop disana, mengarahkannya ke tempat tidur di hadapannya. Kotak berukuran sedang muncul dibalik cahaya hijau.

Agnia menyentuh gelangnya, sinar hijaupun lenyap. Dengan mata berbinar Agnia membuka kotak itu, memperlihatkan kumpulan robot kecil berukuran mikro, mengarahkan ke dahinya.

"Selesaikan tugasmu, jangan membuat wajahku jelek karena luka ini."

Dalam waktu singkat wajah Agnia mulus seperti sebelumnya, teknologi robot atau yang Agnia sebut little miracle ini tidak ada yang mengetahui selain dirinya. Bisa kacau dunia kedokteran kalau tau alat yang diciptakan Agnia begitu mudahnya menyembuhkan luka apapun tanpa bekas seperti sihir.

Emerald EyesDär berättelser lever. Upptäck nu