Extra Part II

8K 272 1
                                    

Haii !!
Untuk yg masih setia baca Emerald Eyes ku kasih extra part deh🫶🏻

Ditengah kota New York perusahaan yang masih saja berada pada urutan lima teratas di dunia setelah dua puluh tiga tahun lamanya. Rizelle Group dipimpin oleh Leo tetap berjaya meskipun banyak yang berusaha menumbangkannya.

Pagi itu ada pemandangan yang mencuri perhatian seluruh karyawan perusahaan besar itu. Remaja laki-laki dengan jas hitam menutup tubuh jangkungnya, mata secerah caramelnya terlihat tajam lurus kedepan tanpa melirik orang-orang yang menyapanya. Meskipun terlihat tenang dan dingin, sebenarnya ia muak mendengar wanita disebelahnya mengoceh.

"Abram kau dengar mommy? mulai saat ini kau harus sering mengunjungi Rizelle Group cabang utama ini."

Abram tetap membisu hingga keduanya sampai di dalam lift.

"Kau persis seperti daddy mu, tidak banyak bicara di depan orang ramai."

"Karena aku anaknya."

Agnia memutar bola matanya, anak pertamanya ini tidak hanya mewarisi wajah tampan ayahnya tapi juga sifatnya. Hanya sedikit bagian dari diri Agnia yang diwariskan pada Abram yaitu keras kepala.

"Mulai bulan depan kau yang mengurus perusahaan ini, tanya apapun yang kau perlukan dengan paman Leo."

"Tapi Mom, bukankah Rizelle group akan diwariskan pada Gavin?" Abram menatap mommy nya yang masih terlihat cantik meskipun usianya tidak muda lagi, mata emeraldnya masih saja mampu menghipnotis siapapun yang berani menatapnya, terkadang Abram pun menyerah dan memilih mengalihkan pandangan karena saat Agnia marah seakan matanya ikut menampar Abram.

"Menjelang bocah itu dewasa, kau yang sementara mengendalikannya."

"Aku sudah mulai bertanggung jawab atas Perusahaan Daddy sekarang ditambah Rizelle Group. Kalian mau membunuhku?"

Saat Agnia ingin membuka mulutnya, Lift lebih dulu terbuka terlihat pria dengan jas biru dongkernya bersandar di dinding bersedekap dada.

"Hey bro, seluruh petinggi telah menunggumu. Bersikaplah baik agar semua berjalan mudah." Leo telah mengira ibu dan anak itu akan bertengkar, dari awal Abram menolak mengurus Rizelle grup karena semua tuntutan dari kebangsawanan Evgene sudah menyita waktunya.

Abram hanya menaikkan sebelah alisnya.

"Kau ajarkan ponakanmu itu tentang tanggung jawab." Oceh Agnia.

"Queen anakmu masih berusia tujuhbelas tahun, biarkan dia belajar terbiasa dengan keadaan."

Agnia memegang kedua sisi bahu Abram untuk menghadapnya. "Kau dengar, jika kau tidak suka dengan perusahaan ini kau boleh berlagak tidak peduli tapi jangan menghancurkannya karena aku membangunnya dengan perjuangan tanpa dukungan orang tuaku." Mata Agnia berkilau seolah bulir air akan menetes di sudutnya tapi dengan cepat wanita itu mengalihkan pandangan mengembalikan ekspresinya menjadi datar kembali.

"Mom, aku tidak akan mengecewakanmu." Abram menggenggam tangan Agnia lembut sementara wanita itu tersenyum tipis.

Rapat telah usai kini mereka berada di lobby utama menuju mobil. Tapi langkah Agnia terhenti melihat pria yang masuk dari pintu utama, para karyawannya menunduk menyapa sementara pria itu tak membalas sedikitpun. Meskipun kacamata hitam bertengger di hidung runcingnya Agnia tetap sadar pria itu tengah menatapnya tajam. Dadanya bergemuruh, jantungnya terasa ingin melompat dari tempatnya. Agnia masih ingat kejadian ini delapan belas tahun yang lalu. Pria itu masih terlihat berkharisma seperti pertama kali ia lihat di tempat ini.

Emerald EyesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang