21 - Ancaman

7.3K 254 3
                                    

"Agnie anakku, Bagaimana kabarmu nak?" Agnia memeluk Valero.

"Aku baik Dad, kau merindukanku ?" Goda Agnia.

"Aku juga anakmu Dad, tidak ingin memelukku?" Ares menlirik Valero.

"Tidak, aku hanya merindukan Agnie. Apakah dia menjagamu selama di paris sayang? Dia tidak berbuat macam-macam kan?"

Agnia berdehem.

"Tidak Dad, kami hanya jalan-jalan dan hadir di acara ulang tahun temannya Ares."

"Oh iya Daddy sudah melihat di media." Wajah Valero berubah datar.

"Memangnya ada berita tentang kami Dad?" Agnia terlihat bingung.

"Berita saat anak Daddy yang cantik ini di gendong oleh Pria yang tidak tau malu." Valero menyindir.

"Aku bisa jelaskan Dad." Ares duduk di sofa samping Valero.

"Diam kau! biar Agni menjelaskan."

"Itu karena ada pria yang mencampurkan obat  ke minumanku Dad. Beruntung ada Ares yang menyelamatkanku."

Valero membulatkan matanya,"Obat apa?"

"Itu-"

"Obat tidur." Ares memotong ucapan Agnia.

"Brengsek ! Siapa pelakunya Res?"

"Peter Waller Dad. Tapi aku sudah mengurusnya. Tenang saja."

"Keparat, Waller selalu saja mengusik ketenanganku. Mana bisa aku tenang, putri cantikku ini berniat dilecehkannya."

"Tapi sudah berlalu Dad, jadi biarlah dia." Bujuk Agnia.

"Untuk kali ini aku diam, tapi jika sekali lagi dia mengusikmu, aku sendiri yang akan mengurusnya."

"Terimakasih Dad, kau selalu menjagaku." Agnia memeluk Valero.

____________________________

Agnia berjalan santai dengan baju piamanya, wanita itu baru saja dari dapur mengambil buah anggur di dalam mangkuk kecil untuk dibawa ke kamarnya. Agnia tersentak saat tangan kekar menariknya dan membekap mulutnya, hampir saja anggur yang dibawanya berserakan dilantai. Agnia menoleh kesamping melihat wajah pria yang kurang ajar berani membekap mulutnya.

Matanya melotot melihat Ares tersenyum sumringah tanpa rasa bersalah, tangannya masih membekap mulut Agnia. Terdengar langkah kaki seseorang di lorong penghubung ke dapur itu. Ares refleks melepaskan tangannya karena digigit Agnia. Wajah Ares menegang, pria itu sedikit mengibaskan tangannya.

Ares menarik tengkuk Agnia langsung melumat bibir wanitanya. Agnia berusaha keras mendorong tubuh Ares.

Pria bangsawan brengsek! di dalam Kastil dia berani mencium Agnia, bagaimana kalau orang melihatnya?

Ares mengigit bibir Agnia karena ciumannya tak dibalas, mengerti hal itu terpaksa ia menuruti dan membalas ciuman pria bangsawan yang luabiasa tampan. Awalnya lembut berujung kasar dan menuntut, hingga terdengar seseorang berdehem.

Agnia terkesiap langsung melepaskan diri, melihat ke sumber suara.

"Enak ya bercumbu di dapur?" Wanita itu menyandar di dinding dengan tangan bersedekap, menampilkan wajah datarnya.

"Kau salah pa-"

"Mengganggu saja!" Suara bariton itu memotong ucapan Agnia.

Emerald EyesWhere stories live. Discover now