Part Ending

12.3K 253 7
                                    

Di koridor rumah sakit ternama New York, Ares tengah berdiri bersandar menatap pintu ruang operasi dengan cemas. Istrinya tengah mempertaruhkan nyawa disana, peluru yang bersarang ditubuhnya harus segera dikeluarkan.

"Ares?" Pria paruh baya itu menyapa, langkahnya diikuti oleh beberapa orang yang baru tiba disana.

Ares hanya menoleh, tak biasanya pria itu bersikap dingin pada ayahnya sendiri. Bukan marah tapi bibirnya tak mampu mengeluarkan satu katapun terlebih rasa bersalahnya yang begitu besar. Saran Ayahnya tidak didengarkannya untuk menjaga Agnia dan percaya bahwa wanita itu mencintainya, Ares mengabaikannya hingga berencana berpisah dengan Agnia. Padahal nyatanya dirinya pun tak mampu. Saat Agnia nanti sadar pun, apakah wanita itu akan memaafkannya?

Valero menepuk pelan bahu Ares seolah menyalurkan kekuatan. Ares hanya terpejam membayangkan hal buruk terjadi.

Leo pun tak kalah cemas, pria itu duduk di kursi dengan memijat pelipisnya. Terasa mimpi dikhianati kekasihnya, bahkan Leo sudah berencana melamar Stevy jika ingatan Agnia kembali.

Semuanya hancur sudah, selama ini Stevy rapi menutupi kebohongannya seperti memang sangat menginginkan Leo dihidupnya ternyata hanya memanfaatkannya saja.

"Dad pergi sebentar, kau harus kuat nak."

Ares hanya mengangguk lemah.

Pintu ruang operasi terbuka, seorang pria keluar dengan tenang

"Keluarga Ms. Grizelle ?"

"Saya suaminya." Ares dengan tegas mengucapkan dua kalimat itu, padahal beberapa detik sebelumnya membuka mulutpun bibirnya terasa begitu berat.

Dokter itu terlihat bingung, karena Queen yang terkenal itu belum menikah namun berusaha tenang sesuai sumpahnya.

"Operasinya berjalan dengan lancar, namun kondisinya memburuk dan janinnya sangat lemah. Jika Ms. Grizelle maksud saya Lady Evgene tidak sadar dalam dua puluh empat jam maka kami terpaksa mengeluarkan janin dalam kandungannya. Mohon maaf Lord Evgene kami sudah berusaha semaksimal mungkin."

Ares hanya mengangguk samar. Bahkan untuk marah dan memukul dokter itu karena memurutnya tidak becus pun ia tak mampu lagi. Yang ingin dilakukannya sekarang hanya melihat istrinya.

Agnia ditempatkan di ICU hanya dirinya seorang, sekitar ruangan bahkan rumah sakit dijaga ketat oleh para pengawal Ares dan Agnia.

Wanita itu terbaring lemah di brankar dengan beberapa alat menempel ditubuhnya. Tak disangka Ares, hal ini terulang lagi, wanita yang paling ia cintai harus menderita karena wanita lain yang terobsesi pada dirinya. Mengapa selama ini Ares tidak merasa kalau Stevy menyukainya?

Ares beberapa kali mencium punggung tangan Agnia.

"Maaf, sayang. I Love you my Wife." Ares berbisik lirih.

"Kapan kau menceraikan Queen?" Leo datang dengan penuh amarah, ia tidak bisa lagi menahan diri untuk menghajar Ares.

"Belum dan tidak akan pernah." Tekan Ares.

Leo mengumpat pelan. "Kau sudah menyakiti adikku bajingan."

"Tidak lagi, aku berjanji."

"Kita bicara diluar."

Ares mengikuti langkah Leo, ia memaklumi kecemasan Leo pada adik kesayangannya. Sesampainya di koridor rumah sakit, Leo mencengkram baju Ares.

"Aku akan menghabisi siapapun yang berani menyakiti Queen!"

Ares tak berniat sedikitpun melawan, ia memilih menatap Leo sendu.

"Ada apa ini?" Valero tiba bersama Zhenya.

Emerald EyesWhere stories live. Discover now