39 - Dewi Rusia

4.3K 174 2
                                    

Dimansion besar milik Feliks yang telah dihias penuh bunga dan lampu kristal menggantung dengan cahaya menyilaukan mata. Alunan musik klasik serta banyak wanita dengan gaun serba hitam sementara para pria berpakaian serba hitam pula, sesuai dresscode yang telah ditentukan.

Semua mata tertuju pada wanita yang melangkah turun ditangga besar beralaskan karpet merah. High heels runcing berwarna silver dan gaun hitam bertabur permata menjuntai semata kaki melekat pas ditubuh ramping wanita cantik bak dewi Rusia. Mata emerald khas nya membius siapapun yang berani menatapnya. Rambut nya dibiarkan terurai bergelombang diletakkan di sisi kiri bahunya. Ini kali pertama Agnia tampil lagi di depan banyak orang setelah bangun dari koma.

Agnia melangkah anggun, mencuri perhatian semua tamu undangan yang mematung menatap kearahnya

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Agnia melangkah anggun, mencuri perhatian semua tamu undangan yang mematung menatap kearahnya. Wanita itu tersenyum ramah, tapi senyumnya memudar saat tanpa sengaja pandangannya bertemu dengan iris caramel yang menatapnya tajam. Agnia teringat kejadian di Venezuela, pria tampan nan dingin itu sangat perhatian padanya. Entah kenapa membuat Agnia gugup ditatap sedalam itu oleh pria paling berkuasa di Negaranya.

Beberapa detik kemudian Agnia mengalihkan pandangannya pada Feliks dan Cia yang tersenyum ke arahnya. Pesta ulang tahun Agnia dilangsungkan meriah meskipun tanpa acara tiup lilin dan potong kue. Agnia lebih menyukai pesta biasa hingga terkesan dewasa.

"Selamat ulang tahun sweety." Feliks memeluk Agnia, membelai punggung Agnia yang terbuka.

Agnia membalas pelukan Feliks "Trimakasih Grandpa."

"Kak selamat ulang tahun ya." Cia memeluk Agnia manja.

Seorang pelayan mendekati Feliks dengan membawa nampan dan tersusun gelas kaca berisi sampanye. Feliks mengambilnya diikuti Cia dan Agnia.

Pria itu menaikkan tangannya ke udara. "Mari bersulang untuk ulang tahun cucuku, Queen Agnie Grizelle Czar."

Para tamu undangan melakukan hal yang sama, "Bersulang." Terdengar suara itu serentak.

Alunan musik terdengar lagi dengan nada klasik, tak heran banyak pasangan yang mulai berdansa. Seorang pria dengan toxedo hitam mengkilap menghampiri Agnia dan Feliks.
Grandpa Agnia itu menyapa rekan bisnisnya yang terbang jauh dari Australia.

"Mr. Davidson, terimakasih telah hadir jauh dari Australia." Feliks menjabat tangan pria itu.

"Dengan senang hati aku ingin melihat langsung kecantikan cucumu yang terkenal ini Lord Czar."

Kemudian Gavriel Davidson itu meraih tangan Agnia membuat wanita itu terjingkat, karena tengah memperhatikan pria lain yang serius mengobrol dengan rekan bisnisnya mungkin.

Gavriel mencium punggung tangan Agnia mesra. "Kau sangat cantik Lady Agnie, selamat ulang tahun."

Agnia merasa risih dengan cepat menarik tangannya, "Trimakasih."

Emerald EyesOnde histórias criam vida. Descubra agora