Bab 24

4 4 0
                                    

Ark 1: Tragedi di kota Runville

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ark 1: Tragedi di kota Runville

Bagian 8: Ibu dan Anak

Bagian 8: Ibu dan Anak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~∆~

Dalam situasi yang penuh ketegangan, aku dan ibuku segera mengulurkan tangan dengan cepat, satu sama lain. Kekuatan Telekinesis kami saling bertabrakan, menciptakan tekanan yang begitu dahsyat sehingga tubuhku terasa kaku dan seperti membeku. Rasanya kedua kakiku tergeser sedikit akibat tekanan yang kuat dari kekuatan Telekinesis ibuku. Tetapi, Ibu pun juga mengalami hal yang serupa. kekuatan kami saling beradu, menciptakan pertempuran yang menggemparkan.

Namun, tiba-tiba langit-langit ruangan ini runtuh dengan suara deru yang menggema. Bara merah jingga semakin membesar, melingkupi ruangan dengan kehancuran yang mengerikan. Suara sirine yang melengking dan teriakan panik para ilmuwan mulai memenuhi telingaku. Mereka berjuang keras untuk menyelamatkan diri dari kobaran yang melenyapkan segalanya.

Aku memandang ibuku dan melihat dengan mata berkaca-kaca, bagaimana wanita keji itu membawa pergi Kevin, sahabatku yang kulit kepalanya masih terbuka. Air mataku tidak terbendung lagi. Aku melihat kepergian Kevin bersama ibuku yang jahat. Perasaan putus asa langsung menghantam diri.

Amarah, kesedihan dan keputusasaan memenuhi jiwaku, tetapi aku tahu jika aku harus bisa bertahan dan melarikan diri dari tempat ini. Aku segera keluar dari ruangan penelitian, dan berlari di lorong yang mulai dipenuhi asap dan api. Setiap langkahku terasa berat, udara kotor yang kasat mata menusuk ke dalam paru-paruku, namun tekadku untuk bertahan hidup semakin besar.

Melihat ruangan penangkaran, hatiku tercekat saat aku menyadari bahwa tak ada siapapun di sana. Teman-temanku, yang biasanya mengisi ruangan ini dengan kesenangan, telah menghilang. Kemudian, tiba-tiba beberapa petugas datang dengan sebuah senjata kaliber di tangan mereka. Para petugas itu mulai menembaki tubuhku berkali-kali. Peluru-peluru itu menyerbu badanku, menyebabkanku terjatuh di lantai dengan nyeri yang merobek sel kulitku.

Aku merasakan darah mengalir dan kekuatanku semakin memudar. Namun dengan kekuatan terakhir yang tersisa, aku mengumpulkan sisa-sisa energi Telekinesis yang aku miliki. Dengan penuh tekad dan dalam satu pukulan keras ke lantai, aku mengeluarkan sebuah gelombang Telekinesis yang langsung mementalkan seluruh petugas itu. Mereka terhempas ke lantai, tak berdaya, dan menunggu api melahap.

Bimasakti - Dark Beggining Of AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang