"Sebagai subjek eksperimen, kamu tidak pantas untuk mendapatkan sebuah kebahagiaan."
•
Di depan pintu gerbang SMA yang megah, sebuah babak baru dalam perjalanan kehidupan Milky telah dimulai. Hatinya penuh harap dan penasaran, menghadapi dunia sekol...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ark 1: Tragedi di kota Runville
Bagian 7: Ingatan masa lalu (part 1)
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
~∆~
Dalam keheningan yang membelenggu hati, aku terdiam tak berdaya, terpaku pada pemandangan mengerikan yang terhampar di hadapanku. Tubuh Ameena tergeletak tidak bernyawa di lantai, darah merembes dari luka parah yang menghiasi wajahnya. Kehilangan kata-kata, aku merasa hancur dan tak mampu bicara. Kematian tragis itu menjadi duka yang tidak terlukiskan.
Elsa, dengan ketakutan yang melanda, memecah keheningan dalam suaranya. "Bagaimana dengan nasib orang-orang yang tinggal di kota ini?" Tatapanku langsung beralih ke arahnya, dan sesaat aku terpaku pada wajah kejamnya yang sarat akan kegelisahan. "Jawablah itu."
Resa, dengan suaranya yang serak dan penuh penyesalan, langsung menjawab pertanyaan Elsa. "Sepertinya, dia telah membinasakan mereka semua, begitu pula dengan anak-anak tidak berguna di panti asuhan, yayasan Jasmine itu." Kata-kata Resa seperti belati tajam yang menusuk hatiku, membuatku semakin terpuruk di alam jurang keputusasaan.
Namun, di tengah-tengah momen keputusasaan itu, memori tentang masa laluku tiba-tiba melintas di benakku. Ingatan tentang kata-kata ibuku saat aku masih bayi, yang mungkin menjadi akar dari rasa tidak bergunaku. Ingatan itu terpahat jelas di dalam pikiranku. Ibuku pernah bercerita tentang ayahku, Victor Way, seorang tentara berani yang berhasil menjelajahi Hollow Earth. Perjalanan luar biasa di bawah permukaan bumi itu dilakukan untuk membawa harapan bagi umat manusia.
Pikiranku terbang ke masa yang telah berlalu, mengenang momen-momen bahagia antara ibu dan ayah di dalam Hollow Earth. Meski tidak sepenuhnya memahami makna perjalanan mereka, ibuku selalu meyakinkan diriku, yang pada saat itu masih berada di dalam kandungannya, bahwa aku adalah bagian dari sesuatu yang sangat besar. Namun, seiring berjalannya waktu, rasa tak berguna itu merasuki diriku dan aku terperangkap dalam keraguan.
Di dalam keheningan yang terusik, di tengah pemandangan mengerikan dan perasaan putus asa, aku menemukan ingatan yang telah kulupakan. Walau mungkin dianggap tidak berarti di mata dunia, aku menyadari bahwa ada sesuatu yang belum terungkap di dalam diriku. Mungkin, hanya dengan menjelajahi Hollow Earth lebih dalam, aku pasti dapat menemukan jawaban dan tujuan hidupku yang sebenarnya.
