Bab 22

5 4 0
                                    

Ark 1: Tragedi di kota Runville

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ark 1: Tragedi di kota Runville

Bagian 7: Ingatan masa lalu (part 4)

Bagian 7: Ingatan masa lalu (part 4)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

~∆~

Aku menatap Eric, Logan, Resa, dan Elsa yang sedang berdiri di depan mayat Ameena, pacarku yang telah meninggal. Hatiku penuh dengan kebingungan dan kesedihan. Mereka, sahabat-sahabatku, yang dulu adalah cahaya yang menerangi kehidupanku, kini berkhianat padaku. Berbagai pertanyaan menyapu pikiranku, mengapa mereka tega melakukan ini?

Aku teringat kenangan masa laluku, saat kami bermain bersama di tempat penangkaran. Waktu itu, kehidupan kami berubah setelah ibuku berhenti menggunakan anak-anak sebagai subjek eksperimen. Kebebasan itu membawa kebahagiaan bagi mereka, dan kami mulai membangun sebuah ikatan persahabatan yang lebih kuat.

Di sana, kami saling belajar dan melatih kekuatan super yang kami miliki. Setiap anak di sini memiliki kemampuan dasar, seperti Telekinesis, kekuatan dan ketahanan yang super, Regenerasi super, serta pendengaran dan penglihatan yang sangat tajam.

Namun, ada juga yang memiliki kemampuan khusus. Misalnya, Elsa, memiliki Cryokinesis, kemampuan untuk memanipulasi energi dingin, yang lebih tepatnya adalah kekuatan elemen es. Logan memiliki kekuatan untuk memanipulasi elemen angin, sementara Resa bisa mengendalikan air. Eric memiliki kekuatan unik untuk mengeluarkan sebuah katana dari telapak tangannya dan dia juga sangat mahir dalam seni berpedang. Sedangkan Kevin, sahabat kami yang tidak memiliki kemampuan khusus, tetap menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari persahabatan kami.

Tetapi, saat ini, semuanya tampak berbeda. Sahabat-sahabatku telah mengkhianatiku dengan cara yang paling kejam. Ameena, orang yang paling aku cintai, meninggal dunia dan mereka berdiri di hadapannya. Dalam keheningan yang begitu mencekam, aku mengulang pertanyaan di dalam hatiku, kenapa mereka melakukan ini? Mengapa mereka bisa mengecewakan diriku dengan cara yang sangat buruk?

Ketika aku mengingat kembali momen kebersamaan yang indah dengan sahabat-sahabatku, kebahagiaan itu seolah memperburuk rasa sakit yang ada di dalam jiwaku. Aku terkenang akan tawa dan senyuman yang kami bagikan, saat kami saling mendukung dan menemukan kekuatan di dalam diri satu sama lain. Namun, bayangan lain segera merasuki pikiranku, mengingatkan aku pada bayaran yang harus aku penuhi untuk melihat kebahagiaan mereka, dan anak-anak lain di dalam tempat penangkaran ini.

Setiap malam, ketika teman-temanku terlelap dalam tidurnya, aku dibawa pergi oleh beberapa petugas yang menjalankan agenda mengerikan ini. Mereka membawaku ke tempat penyiksaan, di mana tak seorang pun tahu apa yang aku alami. Pada pagi hari, saat aku bertemu kembali dengan sahabat-sahabatku, aku pura-pura jika aku baik-baik saja. Aku berbohong pada mereka untuk menyembunyikan rahasia gelap yang selalu aku harungi.

Resa, salah satu sahabatku, curiga. Dia memperhatikanku yang selalu murung di pagi hari, namun aku berusaha menyembunyikan keadaanku yang sebenarnya. Setiap hari, aku berjanji pada diriku sendiri bahwa aku akan melindungi mereka dari rahasia pahit yang kubebani. Aku tidak ingin mereka khawatir atau mengalami rasa sakit yang sama seperti yang aku rasakan.

Di setiap malam yang mencekam, aku ditempatkan di ruangan sempit yang dipenuhi dengan berbagai hewan buas. Aku mengingat saat pertama kali merasakan dagingku terkoyak oleh gigitan buaya ganas, rasa sakit yang tidak terlukiskan dan tangisanku yang tidak terbendung. Namun, tak peduli seberapa parah cedera yang aku alami, aku tidak bisa mati karena kemampuan Regenerasi super cepat yang aku miliki.

Berbagai ujian telah dilakukan dengan hewan buas, senjata tajam, tembakan, dan segala bentuk penyiksaan yang mengerikan. Ibuku hanya bersorak dan berteriak dari dalam ruang pengendali, memuji kecepatan Regenerasiku yang semakin kuat setiap saat. Tidak ada belas kasihan terhadap penderitaanku.

Saat aku berada di ambang kesadaran dan tubuhku terasa sangat hancur, aku merenung dalam kesendirian. Mengapa aku harus menderita seperti ini, ya? Mengapa aku harus membayar begitu mahal untuk melihat kebahagiaan sahabat-sahabatku? Dalam setiap luka yang aku terima, rasa marah dan kebencian terhadap ibuku semakin tumbuh. Namun, aku tetap bertahan, terikat oleh tanggung jawab yang tidak adil, yang ditumpahkan ke pundakku.

Ketika usiaku telah mencapai sembilan tahun, aku merasakan perubahan besar dalam diriku. Malam demi malam, aku menjadi subjek eksperimen dan kelinci percobaan gila, dan itu membuatku semakin terpendam dalam keheningan.

Di tempat penangkaran ini, aku mulai menjauh dari teman-temanku. Aku tidak lagi ikut bermain dan tertawa seperti dulu. Semua anak-anak di sini juga mulai bertanya-tanya tentang perubahan yang terjadi padaku. Mereka sangat ingin tahu apa yang membuatku begitu berbeda, namun aku memilih untuk diam dan menjauh.

Perasaan takut dan kengerian mulai memenuhi pikiranku setiap saat waktu malam tiba. Setiap kali para petugas itu mendekatiku, jantungku langsung berdetak dengan kencang dan tubuhku dilanda kecemasan. Aku sangat trauma dengan penyiksaan yang terus-menerus aku alami, serta pemaksaan untuk mengeluarkan kekuatanku. Aku menjadi takut pada kegelapan dan keheningan malam yang membawa mimpi buruk yang mengerikan. Seakan semuanya tampak mustahil bagi diriku.

Ketika diriku mencapai usia sepuluh tahun, aku sepenuhnya menjauh dari sahabat-sahabatku. Mereka berusaha mendekatiku, mencoba memahami perubahan yang terjadi dalam diriku. Namun, aku menolak untuk membuka hati. Aku merasa terasing dan terpisah dari mereka. Semua rasa sakit dan penderitaan yang aku hadapi membuatku semakin terperangkap dalam keheningan dan kesendirian.

Aku berharap jika mereka dapat memahami, tetapi bagaimana mungkin aku menjelaskan rasa ketakutanku? Bagaimana aku bisa mengungkapkan betapa tidak mampunya diriku untuk melupakan rasa sakit yang terus menghantuiku setiap malam? Aku hanya bisa berharap suatu hari nanti mereka bisa menemukan jalan untuk memahami aku, melihat melampaui dinding-dinding yang aku bangun hanya demi melindungi diriku sendiri.

Saat ini, aku berjuang untuk bertahan. Aku ingin melampaui rasa takut dan ketakutan yang menghantuiku setiap harinya. Aku ingin mendapatkan kembali kebahagiaan dan kebebasan yang pernah aku rasakan bersama teman-temanku. Namun, bagiku, langit masih kelam dan perjalanan panjang menuju kebebasan, masih tampak jauh.

 Namun, bagiku, langit masih kelam dan perjalanan panjang menuju kebebasan, masih tampak jauh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Bimasakti - Dark Beggining Of AllTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang