Bab 3

52 29 62
                                    

•••

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

•••

Angin mulai berhembus seperti riak yang tiada hentinya, menggerayangi tubuhku dengan gelombang sayu yang menyejukkan. Well, itu adalah angin yang berasal dari kipas angin di kelas. Aku masih mempertanyakan perihal gelas yang bisa melayang. Dengan ragu, aku mencoba untuk melakukannya lagi.

Namun, aku justru terlihat seperti orang gila yang menjulurkan tangan kepada sebuah pensil, apabila dilihat dari sudut pandang orang dalam kelas.

Gelora suara memenuhi arena kelas, membentuk frekuensi tidak biasa dan melodi suram yang membuat para murid menjadi bosan setengah mati. Aku memandangi guru yang sedang menjelaskan materi tentang anatomi manusia di depan, sambil meyakinkan diriku bahwa tak akan terjadi apa-apa.

"Hei, Milky, apakah kau baik-baik saja?" tanya seseorang dari bangku belakang.

Aku berbalik dan menemukan wajah Ameena dengan surai lembut berwarna keemasan yang indah. "Ameena, kah?" jawabku. "Ternyata kamu duduk di belakangku. Baru aku sadari. Maaf, ya."

"Santai saja," kata Ameena.

"Hmm ... baiklah jika begitu."

"Maaf jika mengganggumu," katanya.

"Oke," ujarku, singkat.

Ameena mengernyitkan kedua mata, kemudian menutup mulutnya sambil tertawa kecil. Meskipun, upaya besarnya gagal terlihat begitu anggun.

"Tidak apa-apa. Ada sesuatu yang ingin kamu bicarakan?" tanyaku sambil memerhatikan bibirnya yang tebal dan lekuk lehernya yang halus seperti salju, tampak menggugah seleraku. Ameena hanya tersenyum malu-malu. "Kenapa kau malah diam aja?" tanyaku kembali.

"Eh, sebenarnya, seluruh kelas sedang membicarakanmu," tandas Ameena dengan pelan. "Milky, bisakah kita pergi ke tempat lain, sebentar? Hal ini sangat penting," ungkapnya. Aku ragu, tapi akhirnya aku menganggukkan kepala.

Tiba-tiba, Ameena mengangkat telapak tangannya dan berbicara kepada guru. "Permisi, Mrs. Hazelwood, aku dan Milky harus pergi ke suatu tempat untuk menyelesaikan proyek kami yang masih tertunda. Apakah Anda bisa memberikan sebuah izin pada kami?"

"Sebelumnya, izin untuk melakukan seks di toilet?" kata sekelompok murid yang sepertinya tak menyukai Ameena.

"Lebih tepatnya, meminta izin untuk menciptakan senjata nuklir yang akan menghancurkan kalian, sialan," jawab Ameena dengan tegas, tak kalah seram.

"Elsa, diamlah!" teriak Mrs. Hazelwood. "Nak Ameena, aku mengizinkan kamu."

"Kalau begitu, pergilah sana," jawab salah satu murid dengan tatapan sinis.

Bimasakti - Dark Beggining Of AllOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz