berjuang dan maaf

250 23 5
                                    

Sunghoon lagi nyari mamanya sunoo, dia ngeliatin zila yang lagi duduk sendirian di halaman depan rumah.

Sunghoon ngehela nafasnya lalu berjalan menghampiri zila, duduk di kursi depan ayunan yang zila dudukin.

Zila yang tadinya menunduk langsung mendongak menatap sunghoon. "Eh, kenapa gra?"

Agra--panggilan khusus dari kerabat atau keluarga Sunghoon-- diambil dari nama depannya Agrase sunghoon Adhitama.

"Agra tau banget perasaan Tante sekarang, Tante sebenernya pengen kan bantuin sunoo waktu di pukulin sama om? Tapi takut karena sifatnya om Iksan yang, yah Taulah." Sunghoon tersenyum tipis.

Zila ngehela nafasnya berat. "Tante udah berusaha gra.... Terkahir kali Tante nyoba belain sunoo, Tante di ancem bakal di ceraiin. Tante gak mau kalau sampai di pisahkan sama anak-anak Tante. Karena Tante tau, om kamu akan memperjuangkan hak asuh sunoo sama Arjuna. Tante juga gak mau kalau sampai bercerai, pasti om kamu akan semakin memaksa dan menuntut anak-anaknya sesuai keinginan dia. Sedangkan pas ada Tante mereka selalu di paksa, dituntut sesuai keinginannya. Apalagi kalau gak ada Tante."

Zila mengulum bibirnya menahan air mata yang sudah menggenang di pelupuk matanya. "Tante gak bisa berbuat apa-apa, gra..."

Sunghoon menatap zila yang terlihat kecewa, kecewa karena tidak bisa berbuat apa-apa untuk membela anaknya.

"...Tante" panggil sunghoon lembut. "Tan, agra mohon. Ini untuk terakhir kalinya, ayo kita berjuang lagi demi sunoo. Kali ini Tante bakal di bantuin sama Agra dana anak-anak yang lain. Agra yakin, kalau kita berjuang sama-sama insyaallah kita bakal berhasil."

Zila diem doang.

"Kita juga pernah di usir kok sama om Iksan, tapi kita harus berani karena kita gak mau sunoo terus-terusan kayak gini. Agra mohon Tan, berjuang sekali lagi demi sunoo, demi anak Tante, demi adek Agra."

Zila tersenyum tipis, mengusap lembut rambut sunghoon penuh kasih sayang. "Makasih ya gra.. makasih juga buat temen-temen kamu. Makasih udah nemenin sunoo sampai detik ini. Makasih udah selalu ada buat sunoo. Makasih udah berjuang buat sunoo."

Zila menepuk pundak sunghoon. "Ayo kita berjuang sama-sama demi sunoo."

"Beneran Tan?" Mata sunghoon berbinar.

Zila ngangguk. "Iya beneran, Tante bakal bantu kalian demi sunoo."

-----

Sekarang keluarga sunoo serta anak Enha udah pada kumpul di ruang keluarga begitu Iksan pulang kerja beberapa menit yang lalu.

Mereka berkumpul karena anak Enha ingin berbicara serius kepada Iksan. Iksan awalnya menolak, tapi setelah di bujuk oleh sang istri dan anak pertamanya akhirnya Iksan setuju.

Anak enha udah pada duduk di sofa yang langsung berhadapan dengan Iksan dan zila yang duduk di depan mereka.

Sedangkan sunoo, Jungwon, Niki dan Arjuna mereka duduk di sofa sebelah anak Enha. Sunoo duduk di tengah-tengah Niki jungwon dan abangnya. Jungwon sibuk menggenggam tangan sunoo, memberikan kekuatan dan semangat, meyakinkan bahwa tidak akan terjadi hal yang tidak diinginkan. Sedangkan Niki, seperti biasa dia senderan di bahu juna, anak itu masih lemas akibat kejadian kemarin.

"Jadi, ada apa kalian kesini?" Tanya Iksan angkuh. "Kalau ingin ikut campur masalah keluarga, lebih baik kalian pulang. Saya tidak akan membiarkan kalian ikut campur."

Tanpa sadar Jay mengepalkan tangannya kuat-kuat. "Songong amat ni pak tua satu, pengen gue tampil tapi dah tua. Ntar dosa gue nambah lagi."

"Maaf om, tapi kami harus ikut campur." Kata sunghoon. "Walaupun aku cuma sepupunya, tapi hubungan kita udah sedeket itu. Gak cuma aku, tapi yang lain."

ENHA KOSTTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon