pulang kerumah

146 15 0
                                    

"DHESUNOO!" Ikhsan--papa sunoo-- menampar pipi kiri anakannya. "Papa udah peringatkan kamu biar berusaha lebih keras, biar bisa dapet yang terbaik!"

"T-tapi pa, Unu udah berhasil masuk juara tiga umum." Sunoo menunduk, gak berani menatap papanya.

"Papa gak mau juara tiga! Papa maunya kamu juara satu! Satu sunoo; satu! Bukan tiga!"

Sunoo hanya bisa menghela nafasnya sambil menunduk.

"Kamu liat tuh Abang kamu! Dia gak pernah turun Juaranya! Selalu juara satu!" Ikhsan menatap sunoo tajam. "Dan kamu!? Baru dapet tiga aja udah bangga!"

"Papa maunya kamu juara satu sunoo! Papa malu kalau anak papa ada yang gak dapet juara satu! Bukan yang terbaik! Papa mau kalian semua itu jadi yang terbaik dan gak kalah sama temen-temen kalian yang lain, kamu paham kan!?"

Sunoo mengangguk.

Mama dan Abang sunoo hanya bisa menatap sunoo dengan iba. Mereka mau nolongin tapi gak mau nanggung resikonya.

"Karena kamu gagal lagi, seperti yang papa bilang. Kamu harus di hukum karena gak berhasil memenuhi apa yang papa minta."

Badan sunoo mulai gemeteran.

Ikhsan mulai menggulung kemejanya, ikhsan langsung menendang kaki sunoo dengan sepatu kerjanya. Sunoo hampir jatuh kelantai kalau saja di belakangnya gak ada dinding penyangga.

Ikhsan melepaskan ikat pinggang nya, dan langsung membuka baju sunoo dan membuangnya ke sembarang tempat. "Ini untuk kamu yang gak bisa menuhin keinginan dan harapan papa."

Ctar!

"Ini untuk kamu yang udah malu-maluin papa."

Ctar!

"Ini untuk kamu yang terlalu bodoh."

Ctar!
Ctar!
Ctar!

Nafas sunoo mulai terengah ketika rasa sakitnya mulai menjalar di sebagian punggungnya.

Setelah menendang kaki sunoo, ikhsan pergi begitu saja meninggalkan sunoo. "Ma, bang. Papa berangkat kerja dulu ya."

"I-iya pa.."

Seperti orang yang gak pernah berbuat kesalahan, Iksan mencium puncak kepala istrinya dan mengelus rambut anak pertamanya lembut dan setelahnya langsung pergi meninggalkan sunoo yang tengah menahan sakit.

"Goblok Lo sunoo! Lo udah bikin papa Lo kecewa, lagi."

Setelah papanya pergi barulah mama dana Abangnya menghampirinya, membantu sunoo untuk berjalan ke kamarnya.

Mamanya sunoo mengobati luka-luka anaknya yang di buat oleh suaminya tadi. "Maafin mama ya sayang, mama gak bisa bantu kamu waktu di pukulin papa."

Sunoo tersenyum tipis, tangannya bergerak untuk mengusap air mata ibunya. "Mama jangan nangis..."

"maaf, maafin mama sayang."

"Mama gak salah, mama jangan minta maaf.."

"Dek?" Panggil juna--abang sunoo. "Maafin Abang juga ya? Lo boleh pukul Abang."

Sunoo ngegeleng, "kalian semua gak ada yang salah, aku yang salah. Salah karena terlalu bodoh gak bisa menuhin keinginan papa."

Juna menahan tangan sunoo yang dari tadi mukulin kepalanya sendiri. "Jangan di pukul, gak boleh. Lo itu pinter, buktinya Lo dapet juara tuh, umum lagi."

"Tiga, bukan satu."

---

Anak enha udah pada nyampe di depan rumah keluarga sunoo.

ENHA KOSTWhere stories live. Discover now