BAB 11 Jenguk Senja

Start from the beginning
                                    

"Udah jangan berantem, ini ayok di makan nanti mubazir!" Lerai Senja pada teman-temannya.

Satu per satu mereka mengambil dan memakan cemilan ataupun buah tersebut.

"Woi kalian berdua! Diem mulu!" Teriak Bintang meneriaki Fajar dan Biru yang asyik sendiri dengan ponselnya.

Fajar dan Biru menoleh, mereka mendapati teman-temannya sedang menatap mereka.

"Nih mam mam!"  Langit  menjejalkan satu potong buah mangga ke mulut Biru. Biru menatap Langit tajam.

"Hehe, damai damai, mending makan bareng-bareng nih!" Ucap Langit lalu berjalan ke sisi lain takut kena amuk oleh Biru.

"Takut lo? Nyender gue?" Tanya Bintang melihat Langit duduk di sampingnya.

"Engga kok, siapa bilang?" Langit mencoba untuk setenang mungkin.

"Halahh, terus ngapain lo pindah kesini?"

"Ya, pengen aja! Emang gaboleh?"

"KAGAK!" Sarkas Bintang berteriak tepat di samping telinga Langit.

Langit terlonjak kaget, dan mengelus telinganya yang terasa berdengung.

"Gue kagak budek monyet!"

"Iya tau."

"Terus?"

"Sengaja gue mah," Ujar Bintang dengan memakan buah apel yang ada digenggamannya tanpa rasa bersalah sedikitpun.

"Sialan lo!" Hardik Langit.

Memilih menyelesaikan debatnya dengan Bintang, Langit mengambil satu bungkus snack untuk dirinya sendiri.

"Oh iya, Tristan mana? Kok enggak sama kalian?" Tanya Senja.

"Dia pulang duluan, katanya ada urusan penting, dia cuma bilang, titip salam buat Senja ya, semoga cepet sembuh, sorry gabisa jenguk gue ada urusan penting." Sahut Alden menerangkan.

"Oh gitu, yaudah sampein balik salamnya, terima kasih." Ucap Senja yang di angguki oleh Alden.

"Nja!" Panggil Fajar.

Kini tatapan Senja beralih ke Fajar. "Iya?"

"Ikut gue bentar!" Ucap Fajar lalu berjalan menuju keluar rumah Senja. Senja mengikuti Fajar dari arah belakang.

"Woi, hati-hati kalau berduaan ntar yang ketiganya apa Tang?" Seru Langit.

"Setan!" Ucap Langit dan Biru serempak saat mendapati Senja dan Fajar berjalan keluar.

"Iya, kalian setannya!" Jawab Fajar.

Saat sudah sampai di teras, Fajar memberikan satu paperbag berwarna cokelat pada Senja. "Nih,"

Senja menerimanya, "Ini apa?"

"Susu sama cokelat, biar cepet sembuh."

"Orang sakit kok dibawain cokelat sih, nanti tambah gendut tau!" Cibir Senja.

Fajar menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Gue gatau mau kasih apa, yaudah gue beliin kesukaan lo aja."

Jingga menepuk jidatnya, "Astaga! Yaudah makasih ya, besok-besok bawain lagi yang banyak hehe." Ucapnya dengan nyengir tak berdosa.

"Lusa udah masuk kan?" Tanya Fajar membuat Senja mengangguk mantap.

"Yaudah gue jemput!" Ucap Fajar tiba-tiba.

"Eeh, engga usah Senja bisa berangkat sendiri." Tolak Senja halus.

"Gaada penolakan!" Ucap Fajar lalu kembali masuk ke dalam.

SEJAJAR Where stories live. Discover now