22

18.6K 780 96
                                    

Mari kembali pada sisi Alden.

Pria dengan setelan kemeja licin terus menatap jalanan, mengendarai mobil berwarna hitam yang setia menamaninya dalam setiap langkah.

Tujuannya pagi ini bukan menuju kantor, ia mengendarai mobilnya menuju jalan salah satu sekolah elit milik pamannya.

Mobil berbelok saat melihat gerbang tinggi bertuliskan nama Sadr International Senior high School. Dia yang seorang presidir harus ikut ribet mengurus sekolah milik Paman Kelvan atau ayah Naraka karna isu penyelewengan jabatan serta korupsi.

Alden keluar dari mobil dengan tatapan datar, berjalan dengan tegas mengacuhkan bisikan para murid perempuan yang penasaran akan sosoknya.

Ia melangkah menuju ruang kepala sekolah. Tak lupa ia mengetuk terlebih dahulu sebelum masuk.

"Selamat pagi, Pak. Saya Ryu Aldeno. Guru baru yang kemarin mendapat panggilan mengajar." Pria itu sengaja membalik namanya sebagai kamuflase dan meninggalkan nama Siarl.

"Silahkan duduk Pak Alden, silahkan menuju ruang guru paling ujung. Karna hanya ruang itu yang tersisa. Ini berkas murid dan denah sekolah. Sisanya sudah ada di ruangan anda," ucap kepala sekolah.

"Baik, terima kasih. Saya pamit terlebih dahulu." Alden keluar lalu melangkah menuju baris kanan dimana letak jajaran ruang guru.

Memasuki ruang guru, lalu meletakkan tas dan berkasnya di meja. Ia duduk sambil menatap sekitar, memastikan ruang tersebut bersih dari cctv dan penyadap.

Sekolah milik Kelvan memang menyediakan ruang guru yang terpisah, demi kenyamanan guru dan murid ketika bimbingan. Alden juga cukup senang mendapat ruang pojok yang jauh dari jangkauan para guru lain.

Suara bel sekolah telah berbunyi, pertanda jam pelajaran akan segera dimulai. Alden meraih laptopnya lalu melangkah keluar ruangan. Koridor sudah lenggang, ia hanya melihat satu atau dua guru yang juga sedang melangkah menuju ruang kelas masing-masing.

Kali ini tujuannya adalah kelas XI-1 kelas milik pacar Naraka. Ya, ia juga mengenal pacar keponakannya itu, bagaimana tak kenal jika hampir setiap hari Naraka membawa Linka ke rumah dan setiap hari pula Linka selalu bermain masak-masak dengan tantenya Diana.

Tanpa mengetuk pintu Alden masuk ke dalam ruangan, kelas yang semula berisik menjadi hening. Alden mengedarkan matanya kesekitar. Lalu memperkenalkan dirinya.

"Saya Ryu Alden guru baru yang akan mengajarkan, pengganti Bu Zilva. Saya akan mengabsen satu persatu dari kalian." Alden memulai mengabsen nama siswa di kelas. Kembali mengabaikan bisik penasaran para murid.

"Levin hi ...." Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya ketukan pintu mengalihkan perhatian satu kelas.

"Masuk," ucap Alden. Kembali menatap Absen mengacuhkan Olivia yang masih berdiri.

"Maaf Pak, saya terlambat."

"Sudah jam berapa, ini? Inilah contoh siswi yang tidak bertanggung jawab." Setelah selesai berbicara barulah Alden  menatap wajah Olivia yang masih berdiri.

Jantung Alden berdetak keras. Ia menatap wajah yang tak asing baginya. Bahkan diingatannya masih terekam jelas. Saat ini telinganya terasa tuli saat mendengar alasan Olivia.

"Nanti temui saya di ruang guru. Silahkan berdiri selama jam pelajaran saya." Tegas Alden mengembalikan sikap profesionalnya.

"Tapi, Pak. Saya ...."

"Saya tidak menerima bantahan." Alden kembali melanjut pembelajarannya.

Sedangkan Olivia yang menelan lagi sanggahannya menatap sebal pada Alden.

Psychopath ObsessionDonde viven las historias. Descúbrelo ahora