21

20.1K 766 76
                                    

***

"Sekarang ceritakan padaku apa yang terjadi?" Tanya Elios setelah melihat Olivia yang mulai tenang.

Ruangan tersebut menjadi hening, Elios dengan sabar menunggu Olivia siap bercerita.

Olivia masih bungkam, pandangannya hanya tertuju pada gelas yang berada dalam genggamannya.

Tangan Olivia terbalut jemari milik Elios. Cowok itu menyingkirkan gelas yang digenggam Olivia. Membuat pandangan yang semula tertunduk kini dengan perlahan terangkat menatap Elios.

"Mana, Olivia gue yang cerewet? Mana, keberanian Olivia, hmm? Kemana sifat lo yang gak mau ditindas? Apa yang terjadi hari ini? Cerita sama gue seperti biasanya." Elios mencoba membangun rasa percaya diri Olivia kembali, terlihat sekali di matanya Olivia sedang terguncang mentalnya.

"Elios .... Gue, lo p-pasti gak p-percaya apa yang barusan gue a-alami." Terlihat sekali bibir Olivia gemetar dalam mengucap setiap kalimat.

"Gue percaya sama lo, kapan gue pernah gak percaya sama lo? Bukannya lo tau, kalau cuma gue yang gak bisa lo bohongi." Elios menatap mata Olivia dengan kesungguhan.

Benar, hanya Elios yang tak bisa Olivia bohongi. Pria itu selalu menemukan celah saat ia berbohong. Bahkan ia sempat mengira dulu Elios bisa membaca pikirannya.

Tangan Elios terulur menyeka air mata yang mengalir di pipi Olivia. Apa yang sudah Alden lakukan hingga sahabatnya ini terguncang seperti ini.

"Apa yang terjadi?"

***

"Gue, barusan lihat mayat di rumah Alden...." Gemetar, Bahkan badan Olivia merinding setiap mengingat ruangan itu.

"Iya? Apa salahnya? Bukankah kamu tidak takut dengan mayat?" Ya, bukankah mereka sudah biasa melihat tubuh yang terbujur kaku. Apa salahnya? Tak biasanya respon Olivia seberlebihan ini.

"Gue yakin lo gak percaya. Dia punya mayat yang mirip gue, Elios. Mirip gue, bener-bener kayak fotocopy dari diri gue. Bahkan sekarang gue masih merinding tiap inget hal itu. Dan lebih gilanya, Alden ngerawat mayat itu layaknya putri tidur. Kalau tadi gue gak nyentuh tangan dia, gue gak bakal percaya kalo itu mayat." Olivia menjelaskan dengan linangan air mata. Ia mulai paham apa arti hubungannya dengan Alden yang sebenarnya. Alden hanya melihatnya sebagai pengganti sosok Viona yang telah tiada.

Elios tak sanggup melihat Olivia kembali patah hati, ia menarik Olivia masuk kedalam pelukan hangatnya. Mengusap kepala Olivia dengan rasa kasih.

Olivia membalas pelukan Elios, menumpahkan semua rasa sakitnya. Tangannya meremas belakang kemeja Elios.

Tangisan Olivia memenuhi apartemen Elios, patah hati Olivia kali ini sangat dalam. Padahal dengan mantannya terdahulu Olivia tak pernah menangis sekeras ini. Terlihat rasa cinta Olivia pada Alden sudah terlalu besar. Tanpa Olivia tau pandangan Elios semakin menggelap seiring tangisan Olivia yang tersedu-sedu.

"Sakit, El. Hati gue sakit banget."

"Gue gak nyangka, ternyata gue cuma dijadiin boneka pengganti. Apa sebegitu gak layaknya gue buat dicintai, El?"

"Ssstt... Kamu layak, buktinya ada gue disini yang selalu ada buat lo." Elios mengusap kepala Olivia. Sebesar itu Alden menghancurkan rasa percaya diri Olivia. Memang pria brengsek!

Psychopath ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang