"Le, nanti malem mamah mau ngomong sama Ikara," ucap Dilla. "Sampeiin ya."

"Ya nanti udah baikan,"

"Oh kalo hari ini belum bisa jangan, kapan-kapan aja."

"Leo di Bali sampe kapan?" tanya Ela. "Gue nyusul lah pleaseeee!"

Leo berdecak. "Dia bukan liburan, lo pinter dikit lah."

"Nah nah diomelin, udah udah matiin, istirahat dulu." suruh Ale. "Jangan sekamar!"

"Pahh," decak Leo.

"Udah jangan digodaiin Le, yaudah take care ya kalo ada apa-apa hubungin kita." ucap Dilla.

"Jangan call om Nathan, bapak lu siapa??"

Leo mendengus geli. Ia segera berpamitan dan mematikan sambungan telfon. Karena posisinya tadi di luar, ia segera melangkah masuk ke dalam villa. 

Pak Seto sedang di luar membersihkan mobil sementara Mba Yeni memasak di dapur. Ia menoleh ke arah kamar Ikara yang tertutup, berarti sedang istirahat.

"Mas Leo," panggil Mba Yeni. "Dimasakin tumis udang suka?"

Leo mengangguk singkat. "Ya,"

"Baru kali ini saya lega jagaiin Non Ikara, nggak takut Papahnya tiba-tiba muncul. Ada Pak Seto sama Mas Leo juga, kerasa bener amannya."

"Biasanya dateng tiap hari?" Leo duduk di kursi dapur.

"Ya nggak tiap hari, saya juga baru kerja di situ. Tapi itungannya ya sering Mas, luka sembuh luka lagi sembuh lagi, gitu terus siklusnya."

"Masalahnya apa sampe dipukul vas?"

"Ketauan mabuk," bisik Mba Yeni. "Tapi saya tau Non Ikara bukan orang kayak gitu, misal iya wajar karena lagi terpuruk banget."

Leo menghela napas berat. Sudah ia duga, perasaannya sudah tidak enak sejak melihat pria itu masuk ke dalam apartemen. Leo tidak senekat itu masuk dan membuat papah Ikara tau jika dia bertemu cewek itu. Resikonya akan lebih besar.

Leo melangkah keluar, lalu mengeluarkan rokoknya. "Rokok, Pak."

Pak Seto mematikan keran air. "Barang udah dikirim, Mas?"

"Dipaketin nanti," Leo memberikan bungkus rokoknya. "Pake apa?"

"Djarum super saya," jawabnya. Lalu terkekeh melihat Leo. "Enak banget kamu bawanya, kayak artis-artis holywood."

Leo mendengus sambil menghisap puntung rokoknya. Ia kemudian melihat sekitar halaman. "Yakin papahnya nggak bakal dateng?"

"Kayaknya Bu Ami beli villa ini emang buat Non Ikara, mungkin nunggu waktu buat dipake."

Leo mengangguk. "Sampe kapan Ikara sembunyi?"

"Kalo perlu selamanya ya bagus. Tapi kayaknya Non Ikara yang nggak mau, dia masih sekolah. Bu Ami belum bilang ke Ikara kalo dia diambilin cuti satu semester."

"Istirahat dulu Pak," suruhnya karena Pak Seto tidak tidur sama sekali. "Mba juga."

"Iyaa ini udah selesai, makanan udah dimasakin nanti kalo Non Ikara bangun, langsung suruh makan aja ya. Bangunin Bapak aja kalo ada butuh,"

My Frenemy ( AS 10 )Where stories live. Discover now