12. 🫗

17.9K 3.9K 1.3K
                                    


nulis karakter leo ini tantangan baru buat aku, karena baru dia anak yg sedikit susah alias karena keras kepala.

mungkin agak jadi tekanan ketika semua org nuntut dia balik jadi leo yang dulu, walaupun tujuan mereka baik karena sedih leo jadi kayak gini.

dia ga bener" menutup diri kok. masih bisa ketawa sama temennya, bisa diajak bercanda, masih bs fokus ngeraih mimpi, artinya dia ada usaha buat balik ke leo yang dulu.

 masih bisa ketawa sama temennya, bisa diajak bercanda, masih bs fokus ngeraih mimpi, artinya dia ada usaha buat balik ke leo yang dulu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.






12. Balkon.




Kakek dan Nenek adalah dua orang yang sangat berarti di hidup Leo.


Sejak kecil mereka selalu ikut andil merawat Leo. Jika mamah dan papah sibuk dengan pekerjaan, dia akan datang ke rumah mereka untuk menghabiskan waktu. Nenek suka sekali membelikan Leo barang-barang yang ia suka, sementara kakek melatihnya bermain bola sejak SD.




Kakeklah yang membuat Leo menjadi gigih meraih mimpinya.




Tapi Leo merusak semua itu.





Andai 1 tahun yang lalu dia tidak meminta kakek dan nenek menonton pertandingan bolanya karena papah mamah tidak bisa datang, maka mereka tidak akan mengalami kecelakaan besar. Kedua nyawa mereka tidak akan terenggut secara sia-sia.




Leo membenci dirinya sejak hari itu. Membenci isi kehidupannya karena dihantui rasa bersalah dan penyesalan.



Dia mudah emosi jika ada yang menyinggung keluarga karena Leo akan teringat kakek neneknya, itulah mengapa dia selalu terlibat perkelahian.


Leo mulai merokok karena mencari pelarian dari bayang-bayang mereka, dia menjadi tertutup karena takut sesuatu yang ia ungkap dan minta akan merugikan orang lain lagi.

Leo menghindar dari banyak acara keluarga karena takut mereka merasa dia penyebab utama kematian nenek dan kakek. Leo juga selalu pulang malam karena menghabiskan waktu di kuburan mereka untuk menceritakan keluh kesahnya. Karena Leo belum siap membuka diri lagi dengan keluarganya.



Dia masih ingat bagaimana dulu paman menyalahkan Leo. Membuat Leo selalu menganggap dia pembunuh kakek neneknya.




"Berantem lagi?" tanya Abel sambil duduk di atas motor Leo yang mendatanginya malam itu.

Sesaat kemudian Willy muncul dengan sandal jepit, hanya berjalan menuju rumah Abel karena mereka ada di satu komplek.

"Muka lo kenapa memar?" tanya Willy.

"Le, next time kalo berantem sama bonyok lo mending dalem hati berdoa biar mulut lo nggak asal ceplos," saran Abel. "Orang kan kalo lagi emosi omongannya nyakitin."

My Frenemy ( AS 10 )Where stories live. Discover now