53

20K 3.7K 1.5K
                                    







"Om Nathan!"


Leo memasuki lapangan golf di mana Nathan sudah menunggu. Ia kemudian menoleh dan meraih tangan Ikara untuk ikut masuk membuat Nathan menaikan alisnya sambil menahan senyum.

"Ra, ini Om Nathan. Om, ini Ikara."

"Ikara, Om." Ikara menyalami dengan menjabat tangan dan Nathan membalasnya.

"Pacar Leo." ucap pemuda itu sambil menggaruk alisnya, lalu menahan senyum saat om Nathan tersenyum jahil padanya.

"Dia ketemu sama Om cuma bahas kamu doang,"

"Serius?" tanya Ikara sambil tertawa.

"Nggak boong," elak Leo. "Jangan didengerin."

"Bisa main golf?" tanya Nathan.

Ikara mengangguk. "Aku langganan di tempat ini," jawabnya sambil meraih tongkat golf. "Om juga sering dateng?"

"Dia yang punya tempatnya," celetuk Leo.

"Oh," Ikara mendelik. "Baru tau."

Nathan mendekat pada Ikara, lalu menoleh pada Leo yang sedang melepas jaket di belakang. "Pasti ngambekan anaknya,"

Ikara mendelik. "Kok tau, Om?"

"Om lebih sering diambekin,"

"Serius?"

"Hm," Nathan mengangguk. "Kalo lagi ngambek tinggal aja nggak usah diurusin, nanti makin jadi."

Ikara sontak tertawa. "Nggak tega, Om."

"Kamu cewek pertama yang dia bawa ketemu sama Om."

"Oh, ya?"

"Leo kalo udah sayang, bakal lakuiin apa aja demi kamu sampe kamu kewalahan sendiri."

"Dia gitu?"

"Dia abang buat semua anak-anak di keluarga kita. Walaupun emosian, dia yang paling bisa diandelin buat jagaiin adek-adeknya."

Ikara tersenyum kecil. "Bisa keliatan."

"Jadi misal suatu saat dia mau lakuiin sesuatu buat kamu, nggak perlu capek-capek larang, Leo tetep bakal lakuiin."

"Tapi harusnya nggak gitu,"

"Namanya aja Leo."


Ikara menoleh pada Leo sambil tersenyum, lalu menghampiri cowok itu dan memeluknya dari samping membuat Leo menaikan alis. "Om Nathan bilang apa?"

"Nothing," Ikara menggeleng.

"Ngomong apa Om sama dia??" tanya Leo.

"Nggak ada," Nathan mengangkat bahu.

"Omongan dia jangan ada yang dipercaya," ucap Leo.

"Oh gitu?"

"Jangan pokoknya."

"Dia bilang lo sayang sama gue."

"Itu harus dipercaya," Leo mengangguk membuat Ikara tertawa. "Ada benernya juga kadang."

"Apasih," Ikara mendorong lengan Leo. "Pagi-pagi udah ngelucu."

"Sama gue aja jangan main sama Om Nathan," Leo merangkul Ikara.

"Bilang aja takut kalah," ledek Nathan.

"Enggak lah," elak Leo.

"Ikara sini jangan sama dia, nggak bisa main."

"Ck," Leo langsung meletakkan tongkatnya dengan ekspresi malas.

"Nggak usah ngambek." tegur mereka bersamaan.




My Frenemy ( AS 10 )Όπου ζουν οι ιστορίες. Ανακάλυψε τώρα