Ikara sama Leo kalo disatuiin? Kacau balau.
Ikara tau banget Leo nggak suka sama dia karena kerap dijadikan bahan perbandingan, apalagi begitu masuk SMA yang sama, mereka berdua berkompetisi untuk menjadi juara 1 seangkatan agar bisa mendapat beasis...
Ουπς! Αυτή η εικόνα δεν ακολουθεί τους κανόνες περιεχομένου. Για να συνεχίσεις με την δημοσίευση, παρακαλώ αφαίρεσε την ή ανέβασε διαφορετική εικόνα.
41.
Leo duduk di kasur dalam kondisi kamar gelap. Jam sudah menunjukkan pukul 12 malam dan besok adalah hari Senin di mana ada upara pagi jadi seharusnya 2 jam lalu dia sudah tidur.
"Ikara suka sama lo, dan dia bakal selalu tulus. Lo nggak suka kan sama dia? Jauhin aja jangan ngasih harapan, stop nyakitin temen gue, masalah dia udah banyak."
"Sial," Leo mengacak rambutnya frustasi karena tak bisa mengenyahkan kalimati itu dari kepalanya.
"Kapan rasa cintanya muncul?"
"Waktu Mamah mikirin Papah lebih dari satu kali dalam sehari. Waktu setiap ada kejadian, Mamah hubungin ke Papah kamu."
Leo berbaring di kasur dan menutup wajahnya dengan lengan. Teringat lagi wajah cewek itu yang sudah melintas di pikiranya puluhan kali.
Tok Tok Tok!
Leo menoleh kaget mendengar suara dari pintu. Ia pun beranjak dan membukanya, menyerngit heran melihat Papah muncul sambil membawa guling. "Numpang tidur,"
"Kenapa?"
Ale naik ke kasur dan memakai selimut. "Sini tidur dienakin."
Leo menghela napas berat, ini bukan pertama kalinya. "Kalian berantem?" tanyanya.
"Hm," Ale mengangguk. "Kamu kenapa jam segini belum tidur? Besok Senin padahal. Papah tidur dulu, jangan bilang Mamah ya kalo Papah tidur di sini, bilang aja semalem tidur sendirian di sofa nggak ada selimut digigitin nyamuk."
Leo naik ke kasur dan tidur di samping papahnya. "Pah," panggilnya.
"Hm,"
"Kalian kalo berantem baikannya gimana?"
"Komunikasi lah."
"Terus kenapa ke sini?"
"Ya ada waktunya sendiri, nggak semua harus diselesaiin saat itu juga."
"Kenapa?"
"Orang tuh kalo berantem emosinya nggak stabil, minta maaf pun nggak bikin mereka puas, tunggu sampe emosinya reda dulu baru diomongin baik-baik."
"Gimana kalo dia tetep nggak maafin?"
"Papah belum pernah bikin kesalahan besar sih sampe nggak dimaafin. Ya gimana ya, suami idaman."
"Misal,"
"Ya... minta maaf lagi. Tapi kalo kesalahan kamu besar, sebenernya minta maaf terus bakan bikin orang muak. Karena belum tentu kamu belajar dari kesalahan."
Leo langsung merasa tertampar dengan kalimat papah. "Solusinya?"
